MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sebagian dari ahli hikmah dan para ulama menyatakan bahwa waktu adalah kehidupan. Sebab itu wajar dan sangat rasional mengapa Allah banyak bersumpah dengan waktu.
Telah banyak peringatan agar tak menyianyiakan waktu. Karena orang yang bermain-main dengan waktu akan mendapat kerugian yang bersifat absolut.
“Kecuali orang-orang yang melakukan keimanan dan amal saleh dan saling menasehati dalam kebenaran,” kata Fathurrahman Kamal dalam Pengajian Digital Teras Singosari, Kamis (21/1).
Fathur mengatakan kerugian yang dimaksudkan oleh Allah adalah kerugian yang nyata kehancuran dalam kehidupan manusia dan ini risiko apapun secara universal. Namun terkecuali bagi orang-orang yang memegang prinsip keimanan dalam hatinya lalu persoalan keimanan didalam hati itu diwujudkan didalam kesalehan-kesalehan sosial.
“Bagi kita yang beriman keterikatan kita dengan waktu ini bukan persoalan awal tahun atau akhir tahun tidak perlu didikotomi senantiasa kita akan melalukan perhitungan atau muhasabah,” ungkap Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini.
Fathur mengajak kita untuk membaca lagi ayat Allah di Surat Ali-Imron 190-191. Kesadaran seorang yang beriman tentang Allah swt bukan semata-mata didalam ayat-ayat semesta yang terbentang luas. Bahkan dalam suasana kita dinamis bergerak seberapapun dinasmis kita bergerak Allah hadir didekat kita, saat kita rehat sejenak saja Allah juga hadir dalam kehidupan kita. Bahkan tidurnya orang yang beriman juga menghadirkan Allah swt.
“Kesadaran kita tentang waktu adalah kesadaran kita yang totalitas pada kehidupan. Tidak perlu kita mendikotomikan apakah ini tahun hijriah atau masehi karena bagi Islam apakah itu kalender masehi atau hijriah, kita tidak boleh mendikotomi itu,” jelasnya.
Maka Rasulullah saw menyatakan ketika terjadi gerhana waktu itu jadi matahari dan bulan adalah dua diantara tanda-tanda kekuasaan Allah. Tidaklah ia mengalami gerhana hanya seseorang itu hidup atau seseorang itu mati. Fenomena alam dikaitkan Rasulullah dikaitkan dengan aktivitas ritual ibadah kita.
Kira-kira melihat gerhana itu salatlah, bertakbirlah, shodaqohlah, ini luar biasa bukan semata-mata awal tahun tetapi kita melakukan perenungan ini sepanjang hidup kita.
Bahkan, lanjut Fathur, tidak ada satu tarikan dan hembusan nafas yang kau lakukan kecuali disitu berlaku takdir Allah swt. karena itu keterikatan kita dengan waktu ini begitu dahsyat. Maka, hadirnya salat sebagai pembatas anatara keimanan dan kekufuran. Salat menjadi sesuatu yang diwajibkan dan waktunya sedemikian akurat.
Hits: 71