MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sebagai ikhtiar aktif menggalang gerakan perubahan iklim di tingkat global, Persyarikatan Muhammadiyah meluncurkan Muhammadiyah Climate Center (MCC) pada Jumat (17/11).
Peluncuran MCC dilaksanakan di penghujung pembukaan forum lingkungan internasional, Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation di Green Campus, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta.
Seremoni peluncuran MCC dipimpin oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir bersama dua Ketua PP Muhammadiyah; Syafiq A Mughni dan Anwar Abbas, serta Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri RI, Yayan Ganda Hayat Mulyana, dan Director of Operations ViriyaENB, Yonata Syarief.
Peluncuran MCC juga disaksikan langsung oleh Menko PMK RI, Muhadjir Effendy, Dirjen Multilateral Kemenlu RI, Tri Tharyat, Duta Besar Filipina untuk RI, Gina A. Jamoralin, dan Duta Besar Uni Eropa untuk RI, Denis Chaibi.
“Muhammadiyah dalam dua dekade terakhir punya perhatian yang khusus sekaligus melakukan gerakan lingkungan hidup dan persoalan-persoalan ekosistem yang jadi masalah besar di ranah global. Satu di antara yang jadi perhatian terakhir adalah soal perubahan iklim,” kata Haedar Nashir.
Peluncuran MCC kata Haedar selaras dengan tema Milad ke-111 tahun Persyarikatan Muhammadiyah, “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta”.
Sesuai penjelasan Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti pada Kamis (16/11), MCC dibentuk untuk mengkoordinasi gerakan penyelamatan iklim yang berbasis komunitas dan lebih terstruktur dengan menyinergikan tiga hal: 1) penguatan gerakan yang sudah dilakukan, 2) pengembangan riset terkait pelestarian dan kelestarian lingkungan, dan 3) advokasi kebijakan publik yang pro dan ramah lingkungan.
“Ini insyaAllah akan menjadi instrumen bagi gerakan baru (Muhammadiyah) menghadapi perubahan iklim untuk penyelamatan dunia,” kata Haedar.
Terkait Global Forum for Climate Movement yang melibatkan partisipan otoritatif dari 13 negara, Haedar optimis forum ini dapat melahirkan harapan baru dengan merumuskan gerakan, pendekatan, sekaligus paradigma alternatif untuk aksi penyelamatan lingkungan yang lebih membumi.
“Kami berkeyakinan dan memandang bahwa dari forum global ini selain kita hasilkan pandangan-pandangan yang inspiratif dan menjadi alternatif paradigma baru, yakni membangun dan merawat alam dengan paradigma penyelamatan dan tanpa merusak dengan perspektif profetik, pada saat yang sama kita hadirkan movement, gerakan yang secara bersama-sama di seluruh dunia dan di berbagai kelompok masyarakat dan bangsa untuk melakukan gerakan penyelamatan lingkungan dan ekosistem,” pungkasnya. (afn)