MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Transportasi umum bukan saja menjadi alat penghubung manusia dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi juga menjadi alat yang secara tidak langsung mengajarkan inklusivitas dan keberagaman.
Bagi Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti, poin inilah yang diharapkan dijadikan bahan pertimbangan pemerintah dalam memperbaiki layanan angkutan umum dan membatasi angkutan pribadi.
“Angkutan umum mengajarkan agar kita bisa berinteraksi dengan orang. Kalau orang berangkat dengan mobil pribadi karena dia punya, okelah dia punya. Tetapi kan selain itu menimbulkan masalah kemacetan lalu lintas, itu juga membuat mereka tidak belajar berinteraksi dengan orang lain,” tuturnya dalam forum diskusi daring Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum, Senin (16/8).
Penggunaan angkutan umum menurut Mu’ti juga mengajarkan pendidikan karakter secara tidak langsung tentang makna bersabar, mengatur waktu dan bagaimana berinteraksi dengan orang yang berbeda-beda.
“Mohon maaf kalau pakai mobil pribadi orang masuk, adem, wangi. Tapi kalau naik angkot kan parfumnya macem-macem. Itu sebenarnya kita dibentuk sebagai warga itu, untuk menerima masyarakat di mana kita itu berada,” jelasnya.
“Bahwa ada pencopetan atau apa, itu bagian dari seni yang bisa ditata dengan lebih baik. Tapi orang berjumpa, bertenggang rasa, misalnya memberikan tempat duduk bagi orang yang perlu duduk, lalu misalkan dia harus berbagi ruang dengan yang lain dan kemudian menghormati regulasi di mana dia harus ikut dengan aturan yang ada di situ, itu menurut saya bagian dari kita membangun kewargaan dan bagaimana kita ini bisa tetap menjadi Indonesia dengan segala perbedaannya dan kita menuju pada gerbong yang sama yang bernama tempat tujuan itu,” tambah Mu’ti.
Dalam konteks Keindonesiaan, Abdul Mu’ti percaya bahwa jika pemerintah berhasil mengatur regulasi yang tepat terkait keamanan dan layanan, maka transportasi umum menjadi sarana efektif dalam membangun pendidikan karakter warganya.
“Kalau bisa kita rekonstruksi dan kita perbaiki sarana transportasion itu saya kira kita lama-lama juga akan bisa beradaptasi, tinggal kita perbaiki sarananya, kita perbaiki sistemnya dan itu bisa mengatasi masalah menurut saya,” pungkas Mu’ti.
Hits: 47