MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Lembaga amil zakat infak dan sedekah Muhammadiyah (Lazismu) menggelar Public Expose Hasil Survei Indeks Literasi Zakat Warga Muhammadiyah, Sabtu (27/2).
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Hilman Latief mengungkapkan hasil survei diungkap untuk selanjutnya menjadi acuan para amil Muhammadiyah dalam mencanangkan strategi edukasi dan membentuk ekosistem zakat di kalangan warga Persyarikatan.
Lazismu ke depan juga akan memperinci soal kegiatan apa saja yang bisa didanai dan tidak bisa didanai. Termasuk perincian penyaluran dan penghimpunan dana.
“Diharapkan nanti dari hasil ini menjadi pertimbangan kita semua, termasuk bagi Lembaga dan Ortom dalam kerjasama dengan Lazismu, baik di Pusat, Wilayah dan Daerah,” jelasnya.
Dengan adanya hasil Survei Literasi Zakat warga Muhammadiyah, Rencana Strategis (Renstra) Lazismu tahun 2030 juga diharapkan lebih tepat sasaran mengingat arsitektur dan pengelolaan ekosistem zakat di Muhammadiyah masih terbilang lemah.
“Ada banyak kekurangan di dalam mobilisasi Lazis di tubuh Persyarikatan yang perlu kita tinjau ulang dan sistemasi ulang,” ungkapnya.
Masalah terakhir, Hilman berharap mampu menyelesaikan permasalahan yang muncul di beberapa daerah dengan pemahaman literasi zakat yang bagus namun tidak tergarap secara optimal.
“Di beberapa daerah punya daya dongkrak yang masih sangat lemah. Ini gap yang harus kita selesaikan bersama bagaimana kita menyelesaikan ke depan,” harapnya.
Survei Literasi Zakat Lazismu sendiri telah diikuti oleh 2.199 responden di 34 Provinsi antara 16 September–20 November 2020.
Dari hasil Survei, nilai rata-rata Indeks Literasi Zakat Warga Muhammadiyah berada pada tingkat literasi menengah (moderate) dengan nilai 76,58 persen atau lebih tinggi dari nilai Indeks Literasi Zakat Nasional yang sebesar 66,78.