MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafi’I Ma’arif mendorong alumni Muallimin untuk berkiprah dalam peran-peran kebangsaan dan kemanusiaan semesta.
Dalam forum Darul Arqam Purna Muallimin Yogyakarta, Sabtu (27/3) Syafi’I yang juga alumni Muallimin tahun 1956 itu menganggap Indonesia memiliki harapan besar menjadi negara maju meski saat ini kelakuan pemimpin dan rakyatnya kadang menurut Syafi’I tidak selalu menggembirakan.
“Kalau sekiranya Indonesia terletak di selatan Sahara, Indonesia bisa hancur menjadi negara gagal. Kerusakan lingkungan luar biasa, korupsi masih sangat merajalela, parpol juga tidak tahu diri sementara umat Islam yang mengaku berjumlah mayoritas belum bisa banyak berbuat,” ungkapnya.
Atas permasalahan itu, Syafi’I Ma’arif berharap generasi muda Muallimin semakin banyak berdiaspora untuk melakukan kerja-kerja kebangsaan.
“Tidak boleh seperti katak dalam tempurung. Jangan yang dipikirkan hanya Muhammadiyah, pikirkan (juga) bangsa ini. Jangan berkurung di Muhammadiyah, bahwa Muhammadiyah adalah rumah kita betul. Tapi rumah asli (Indonesia) harus kita bela,” tegasnya.
Sebagai bekal menuju ke sana, Syafi’I berpesan agar siswa dan alumni Muallimin terus memperbanyak bacaan dari berbagai displin dan perspektif, termasuk membaca pemikiran tokoh bangsa lain yang berbeda.
Dalam pergaulan pun, Syafi’I mengingatkan agar menghindari pembahasan terkait khilafiyah. Mencari dan membahas persamaan, menurutnya lebih utama untuk merekat ukhuwah.
Terakhir, Syafi’I berpesan agar para anak didik Muhammadiyah ini terus menampilkan teladan yang sesuai antara kata dan perbuatan. Dalam bercita-cita, mereka diharapkan Syafi’I untuk bermimpi besar sekaligus.
“Hidup jangan kepalang tanggung, kalau jadi alim, jadilah alim besar sekaligus. Kalau jadi kiai jadilah kiai besar, kalau jadi penulis jadilah penulis besar,” pesannya.