MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG – Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam membangun industri halal Indonesia agar maju di antara bangsa-bangsa lain adalah adanya ketersediaan teknologi big data dan Blockchain.
Blockchain sendiri adalah teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara digital yang terhubung dengan kriptografi. Umumnya, blockchain selama ini digunakan untuk penyimpanan data keuangan kripto dan yang semisalnya.
“Teknologi blockchain merupakan teknologi penyimpanan data yang dikelola peer to peer dalam bentuk sistem terdistribusi. Teknologi ini seperti buku besar dengan sistem verifikasi yang bersifat konsensus dan sistem pengamanan catatan transaksi bersama kriptografi sehingga cocok untuk ketertulusuran industri halal yang transparan, terpercaya dan aman,” ungkap Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halal Thayiban (LPH-KHT) PP Muhammadiyah, Nadratuzzaman Hosen.
Dalam Seminar Pra Muktamar bertajuk “Peluang dan Tantangan Industri dan Pariwisata Halal”, Kamis (12/5), Hosen lantas memberi contoh bagaimana sistem blockchain dan big data itu membantu sistem industri halal di Australia, terutama pada produk daging segar.
Dengan sistem itu, setiap daging dapat ditelusuri riwayatnya dari hilir ke hulu. Bahkan memiliki batch number, informasi tentang si pendata, nomor pesanan, riwayat transportasi hingga penyimpanan daging apakah terkontaminasi dengan produk non-halal atau tidak.
“Dengan teknologi blockchain, konsumen dapat menelusuri riwayat transaksi dan kehalalan produk dalam hitungan detik baik dari dalam negeri ataupun dari luar negeri,” jelas Hosen.
Berkaitan dengan potensi Muhammadiyah untuk terjun ke dalam industri halal, dirinya berpesan agar hal ini turut menjadi perhatian di samping sertifikasi halal yang kini telah digarap oleh LPH-KHT.
Sembari menyusun blockchain, Muhammadiyah perlu memasifkan terlebih dahulu sertifikasi halal kepada para pedagang dan segala bentuk produk ekonomi Usaha Mikro Kelas Menengah (UMKM).
Hosen menyebut, para pelaku usaha dan pedagang yang memiliki tanda tersertifikasi halal di warung, gerai, atau produk makanannya akan membuat nilai jual semakin bertambah dan laris.
“Konsep kami dalam sertifikasi halal ini adalah HHS, halal, higienitas dan sanitasi. Jadi kami tidak hanya membina halalnya saja, tapi kami juga membina kebersihannya dan kesehatannya. Jadi ini penting sekali karena berdasar pengalaman kami,” pungkasnya. (afn)