MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Dokter Muhammadiyah menyambut baik pemerintah pusat dalam mendistribusikan vaksin ke seluruh Indonesia. Kendati begitu vaksinasi hanya efektif sebagai herd immunty atau kekebalan bagi masyarakat agar terhindar dari Covid-19.
Direktur Pelayanan Medik RS PKU Muhammadiyah, dr. Nurcholid Umam Kurniawan mencermati bahwa vaksinasi saat ini baru sekitar 2,5 juta orang yang menjangkau tenaga kesehatan.
“Saya yakin cangkupannya rendah artinya untuk membentuk sebuah herd immunity atau kekebalan masyarakat. Harusnya yang divaksin bisa mencapai 80 % warga masyarakat di Indonesia sehinga sistem kekebalan masyarakat semakin baik,” ujarnya.
Ia sangat meyayangkan banyaknya masyarakat menolak vaksin dan divaksinasi. Bahkan menurutnya sudah sangat luar biasa penolakannya dengan isu-isu yang beredar di media sosial. Padahal, jika masyarakat makin enggan divaksin maka Covid-19 tidak akan bisa hilang di Indonesia.
Dirinya meyakini kalau Indonesia mau vaksinasi hingga 80% seluruh masyarakat di Indonesia maka tidak sampai 2 tahun Covid-19 di Indonesia tidak akan ada lagi, apalagi kenaikan yang terkonfirmasi positif semakin naik.
Dokter yang sehari-harinya berkerja di RS PKU Muhammadiyah Bantul ini mengajak semua warga Muhammadiyah dan masyarakat untuk tetap optimal dalam pencegahan Covid-19.
Menurutnya, benteng terdepan pencegahan dan pemberantasan Covid-19 adalah para individu dan keluarga sedang medis dan tenaga kesehatan adalah pertahanan terakhir. Untuk itu, ia menyarankan agar pencegahan dioptimalkan melalui basis keluarga.
“Basisnya keluarga, misalnya lewat Dasawisma progam pencegahan Covid-19 diampu oleh dukuh/desa dengan shelter sendiri. Nantinya Dasawisma melaporkan warganya terkonfirmasi positif perlu diisolasi mandiri di shelter yang disedikan dukuh/desa,” urainya.
Sehingga keberadaan shelter isolasi mandiri ini tidak merepotkan pihak rumah sakit atau Gugus Tunas Pencegahan Covid di kabupaten/kota dan provinsi.
“Kita ketahui bahwa banyak shelter di tingkat kabupaten/kota dan provinsi sudah penuh dan tidak mampu lagi menerima pasien positif tanpa gejala. Nah, seharunya rumah sakit hanya merawat pasien yang memang kondisinya sudah parah,” kata dia.
Uraian yang disampaikan dr. Nurcholid Umam Kurniawan, Pelayanan Medik RS PKU Muhammadiyah ini dikutip dalam wawancara Healt Corner progam dari MCCC PP Muhammadiyah yang disaksikan live di Youtube tvmu Channel, pada Selasa (26/1/2021).