Produk-Produk Pemikiran Ekologi
Penajaman ideologi dan manhaj pemikiran ekologi di Muhammadiyah terjadi pasca Muktamar ke-44 tahun 2000. Penanda awal era ini adalah terbitnya Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) yang mengurai dengan lengkap dan komprehensif cara berislam dalam bidang lingkungan hidup. PHWIM adalah pelengkap dan penyempurna berseraknya etika lingkungan hidup Islami yang telah disebutkan di masa-masa sebelumnya.
Produk berikutnya adalah Teologi Lingkungan yang terbit pada tahun 2007 hasil kerjasama antara Majelis Lingkungan Hidup dan Kementerian Lingkungan Hidup. Melalui produk rumusan keagamaan ini fokus pewacanaan ekologi dan lingkungan hidup Muhammadiyah bergeser dari tema dakwah dan pembinaan, semakin menguat ke arah konservasi dan mitigasi krisis lingkungan berbasis perspektif Islam.
PHIWM dan Teologi Muhammadiyah adalah dua produk sentral di bidang pemikiran lingkungan hidup dan ekologi bagi Persyarikatan. Setelah dua produk ini, buku-buku dengan tema yang sama terus bermunculan, terutama melalui MLH dan juga melalui putusan-putusan Majelis Tarjih. Misalnya ada buku tentang Akhlak Lingkungan, Menyelamatkan Bumi, Panduan Sedekah Sampah, dan Fikih Agraria untuk menyebut beberapa di antaranya.
RIB untuk Krisis Ekologi
Agenda penting yang perlu dipahami oleh seluruh entitas di dalam Persyarikatan adalah bahwa upaya konstruksi ideologi Muhammadiyah di bidang ekologi dan lingkungan hidup masih harus terus berkembang. Perkembangan pewacanaan untuk permasalahan ini disadari atau tidak terus menerus muncul di dalam dokumen-dokumen resmi Persyarikatan. PHWIM dan Teologi Lingkungan telah menunjukkan bahwa upaya Muhammadiyah untuk menyatakan secara terang benderang urgensi paradigma ekologi dan lingkungan hidup yang berwatak maqasidi sangat dibutuhkan.
Ada empat fokus utama dalam RIB yang perlu dikerangkai dalam kepentingan arah gerakan lingkungan hidup di Muhammadiyah. Pertama, terkait dengan gerakan dakwah. Paradigma Islam Berkemajuan terkait gerakan dakwah dalam konteks wacana lingkungan hidup dan ekologi adalah merumuskan bentuk-bentuk mandat manusia atas alam, konsep amar ma’ruf dan nahi munkar, pendekatan budaya, dakwah multikultural, sinergi lintas agama, dan kolaborasi.
Kedua, memproduksi teologi, ideologi dan filsafat keislaman yang lintas disiplin dan berwatak tajdid. Perlu ada penyegaran dalam wawasan keagamaan, keislaman, dan gerakan dakwah yang dapat dimanfaatkan untuk pengubahan perilaku beragama dan mengimplementasi Islam.
Ketiga, Muhammadiyah perlu melakukan pengilmuan dalam gerakan lingkungan hidup dan ekologi, demi berkontribusi di tengah kontestasi rezim pemikiran dan ideologi lingkungan hidup atau ekologi yang sedang berlangsung, sehingga Muhammadiyah dapat menancapkan jejak untuk mendukung perkhidmatan global.
Keempat, ideologi dan gerakan lingkungan hidup di Muhammadiyah perlu mengalami “pelembagaan amal saleh”. Meski Muhammadiyah memiliki MLH, namun pelembagaan gerakan lingkungan dapat mengambil bentuk yang beragam, misalnya membentuk lembaga ad-hoc yang bertugas untuk membantu penghimpunan dana derma sosial-keagamaan untuk kepentingan penanggulangan dampak dan krisis ekologi serta lingkungan hidup. Bentuk pelembagaan lainya misalnya adalah dengan mendirikan Sekolah Alam yang sesuai dengan semangat tajdid dalam Risalah Islam Berkemajuan. Bentuk pelembagaan lainnya adalah pembinaan komunitas anak muda muslim untuk isu ekologi dan lingkungan hidup.
Hits: 942