MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Masa pandemi yang terjadi hampir setahun ini di Indonesia, berdampak pada pengelolaan keuangan kampus. Namun demikian, Prof. Chairil Anwar, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah meminta kampus bisa tetap bertahan.
Tidak bisa dipungkiri pandemi covid-19 berdampak multi sektor, sektor yang terkena imbas tersebut salah satunya adalah perguruan tinggi. Karenanya Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah mengadakan diskusi panel “Best Practice Pengembangan Unit Usaha di PTMA”.
Prof Chairil menjelaskan, diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) dalam upaya menyehatkan kinerja keuangan kampus. Selama ini, Perguruan Tinggi Swasta masih menitikberatkan pada sektor mahasiswa, sehingga diperlukan model-model lain yang relevan demi kelangsungan dan meningkatkan reputasi perguruan tinggi.
“Kedepan kita berharap melalui salah satu kegiatan pagi ini semua PTMA mulai dari yang sangat kecil pengembangan bisa dilakukan,” tuturnya
Situasi pandemi dan perubahan-perubahan di era digital yang mendisrupsi model bisnis lama menuntut Lembaga Pendidikan untuk terus beradaptasi. Dengan diskusi ini diharapkan para pimpinan kampus mampu menemukan ide serta menggali sumber pendapatan PTMA selain dari mahasiswa.
Menyampaikan best practice dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Nazarudin Malik memaparkan kampus yang ingin mengembangkan usaha/bisnis harus memiliki struktur dan fungsi organisasi yang jelas. Meski tidak murni bisnis, namun Amal Usaha kampus tetap harus dikelola secara profesional.
“Membangun ekosistem unit usaha yang dapat saling suport satu sama lain, sesama unit usaha. Selain itu juga bisa mendukung penyelenggaraan pendidikan bermutu,” jelas Wakil Rektor II UMM.
Hits: 0