MUHAMMADIYAH.OR.ID, BALI– Ekonomi umat Islam harus diperbaiki, karena menurut hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Na’im menyebutkan bahwa kemiskinan itu dekat kepada kekufuran.
Mengutip hadits tersebut, Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi ekonomi mangatakan, membebaskan umat dari kemiskinan adalah misi suci yang harus dijalankan.
“Oleh karena itu harus diberi skill dan mentality, yaitu enterpreneurship mentality atau intrapreneurship mentality.” ungkapnya pada, Selasa (2/2) dalam webinar Sekolah Saudagar Indonesia.
Stimulasi untuk mengimplementasikan bisnis tersebut diharapkan umat muslim tidak lagi membebek atau mencari-cari pekerjaan, tapi mereka bisa menciptakan pekerjaan sendiri.
Abbas membedakan, intrapreneurship mentality adalah sikap seorang yang memiliki semangat usaha namun tidak mau mendirikan perusahaan atau bisnis. Sementara, enterpreneurship mentality adalah mental seorang yang memiliki semangat wirausaha dan mau mendirikan perusahaan atau bisnis sendiri.
Kepada generasi muda muslim, dirinya mengajak supaya untuk berhijrah dari employing mentality ke enterpreneur mentality. Cita-cita menjadi karyawan yang dimiliki oleh generasi muslim Indonesia harus dikikis.
“Sepuluh orang terkaya di Indonesia, yang berasal dari agama Islam hanya satu orang,” terusnya.
Melihat peta internasional, prosentase penduduk Indonesia yang berwirausaha tergolong kecil, di bawah Thailand, Malaysia, dan Singapura. Tidak cukup sampai di situ, fakta pahit lain bagi umat muslim adalah mayoritas pengusaha Tanah Air adalah warga non-muslim.
Maka kepada umat muslim yang sudah atau baru merintis usaha, Abbas berpesan untuk memegang teguh ucapan yang disampaikan oleh Imam Syafi’I, man jadda wa jadda (siapa berkemauan pasti ada jalan). Teguh untuk menjalankan usaha sebagai pengusaha muslim.
Hits: 23