MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima audiensi Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Makarim di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Senin (10/4).
Nadiem dan jajaran disambut langsung oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah, Rektor UNISA Rita Pranawati, dan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dyah Puspitarini.
Audiensi ini dilakukan untuk membahas rencana kebijakan yang dapat memastikan pencegahan dan penanganan bentuk-bentuk kekerasan di sekolah berlaku.
Pasca pertemuan, Nadiem mengaku mendapat banyak masukan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menurutnya telah sukses dalam menyelenggarakan pendidikan di tanah air lebih dari satu abad.
“Kami mendapat banyak sekali masukan dari PP Muhammadiyah dan juga kami banyak belajar dari Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah mengenai strategi-strategi hebat yang telah mereka lakukan untuk menurunkan tingkat kekerasan di bidang kekerasan seksual, perundungan, dan juga diskriminasi dan intoleransi,” kata Nadiem.
“Jadi hari ini kita meeting yang sangat produktif untuk membahas berbagai macam aspek dari kebijakan kami dan juga mendapat banyak inspirasi dari Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah,” imbuhnya.
Menyambung Nadiem, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengatakan bahwa Muhammadiyah menyampaikan beberapa masukan terkait peraturan menteri yang berkaitan dengan rancangan peraturan tentang usaha menciptakan sekolah yang aman dari kekerasan.
“Kami menyampaikan beberapa hal terkait dengan rancangan peraturan menteri tentang bagaimana menciptakan sekolah yang aman, sekolah yang di dalamnya tidak ada kasus-kasus kekerasan, diskriminasi dan intoleransi, dan Muhammadiyah memberikan beberapa masukan dan juga memberikan insight terkait dengan pengalaman yang sudah dilakukan oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dengan berbasis komunitas,” ungkapnya.
“Dan intinya kami bersepakat untuk bagaimana agar sekolah itu bisa menjadi tempat yang aman dan diusahakan sekolah itu bisa menjadi rumah kedua bagi anak-anak sekolah sebagai rumah dan betul-betul mereka merasa at home, merasa aman, merasa nyaman dan terlindungi serta dapat belajar dengan sebaik-baiknya,” pungkas Mu’ti. (afn)
Hits: 119