MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Membuka forum Refleksi Akhir Tahun tentang Moderasi Keislaman dan Keindonesiaan, Rabu (30/12) Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Gunawan Budiyanto menilai bahwa pudarnya rasa keakraban di antara sesama warga negara semakin terasa tajam tahun ini.
“Kita semua menjadi saksi sejarah dalam beberapa tahun ini kita mengalami keretakan dikarenakan narasi politik yang masih dibumbui oleh aroma kontestasi dan aroma kekuasaan telah meluluhlantakkah, mencerai-beraikan paling tidak wacana bangsa ini terhadap cita-cita luhur dari proklamasi kemerdekaan Indonesia,” ungkapnya prihatin.
Gunawan menyayangkan kondisi Indonesia yang justru masih berlarut-larut dalam polarisasi warga negara akibat permainan elit politik meskipun telah melalui serangkaian proses reformasi tahun 1998 yang harusnya menjadi pintu masuk bagi perubahan ketatanegaraan.
“Sungguh, semua bangsa warga negara ingin reformasi ini menjadi pintu masuk pada cita-cita kemerdekaan, kesejahteraan rakyat dan tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” imbuh Gunawan.
Lebih jauh, Pancasila yang menurut Gunawan disebut oleh banyak pakar sebagai hadiah umat Islam untuk Indonesia, tidak terasa hadir dalam kehidupan. Bahkan, saat ini Pancasila malah dibenturkan dengan umat Islam.
Karena itu, dirinya berharap agar forum Refleksi Akhir Tahun ini dapat memberi angin segar, memunculkan solusi bagaimana Indonesia ke depan kembali menghadirkan kehidupan warga negara yang akrab dan selaras.
“Moderasi banyak mengandung harapan agar bagaimana konsep-konsep Keislaman kita bisa kembali mengangkat mempererat tali kebangsaan terutama dalam rangka mempertahankan NKRI tidak hanya di mulut, di panggung, tapi bagaimana kembali merajut nilai-nilai keindonesiaan dalam suasana Islam yang memang rahmatan lilalamin,” tutupnya. (afn)
Hits: 19