MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sah salat. Tidak sempurna salat seorang muslim bila tidak menghadap kiblat. Hal tersebut termaktub dalam QS. Al Baqarah ayat 149-150. Pentingnya akan hal ini mendorong Pusat Tarjih Muhammadiyah bekerjasama dengan Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan pelatihan arah kiblat bagi mahasiswa dan beberapa takmir masjid.
Kepala Pusat Tarjih Muhammadiyah Budi Jaya Putra menuturkan tujuan dari kegiatan ini untuk menyiapkan kader Hisab di lingkungan Muhammadiyah yang paham dalam masalah pengukuran arah kiblat. Selama kegiatan peserta dibekali segala hal yang berkaitan dengan arah kiblat, mulai dari teori hingga praktik.
“Kami harapkan kepada semua peserta yang memang kami sengaja ambil dari generasi muda yaitu mahasiswa, ke depan dapat membantu untuk bisa terlibat dalam penentuan arah kiblat di masjid-masjid yang membutuhkan,” ujar Budi dalam kegiatan Pelatihan Arah Kiblat pada Rabu (09/03).
Menentukan arah kiblat tidak bisa jika hanya mengandalkan perasaan batin atau aplikasi dari ponsel pintar semata. Sebab penentuan posisi kiblat pada hakikatnya adalah menentukan posisi Ka’bah dari suatu tempat di permukaan bumi, atau sebaliknya. Karenanya, dalam menentukan posisi Ka’bah dari tempat salat baik itu masjid atau yang lainnya itu harus diberlakukan ketentuan-ketentuan, konsep-konsep, atau hukum-hukum yang berlaku.
Rektor Universitas Ahmad Dahlan Muchlas berpesan agar tiap-tiap peserta mengikuti pelatihan arah kiblat ini dengan serius dan semangat. Sebab pelatihan ini akan berkaitan erat dengan data lintang tempat, bujur tempat, lintang Ka’bah, dan bujur Ka’bah. Terang saja pembahasan hal ini sangat membutuhkan perhatian yang sabar dan tekun.
“Kita sebagai kader Muhammadiyah harus dapat membangun profesionalisme, mengukur dengan teorinya sehingga tidak asal mengukur. Sehingga saya harapkan para peserta betul-betul mengikuti pelatihan ini dengan tekun, sabar, semangat, dan gembira,” ujar Arkanuddin.
Dalam pelatihan ini, peserta dibekali materi pertama tentang praktik pengukuran arah kiblat dan pengenalan theodolite dengan Mutoha Arkanuddin sebagai narasumber.
Sementara materi kedua membahas tentang Fikih Arah Kiblat yang diampu Oman Fathurohman. Selanjutnya, peserta diberi tugas menyelesaikan sejumlah kasus tentang posisi kiblat dalam berbagai kondisi.