MUHAMMADIYAH.OR.ID, TANGERANG –Muhammadiyah sejak awal pandemi Covid-19 tegas menyerukan pentingnya penerapan protokol kesehatan. Bagi Muhammadiyah penerapan protokol kesehatan menjadi fokus utama semua pihak untuk menghadapi pandemi Covid-19.
Penerapan protokol kesehatan telah dijalankan Muhammadiyah dari mulai kantor pusat, wilayah, daerah sampai ke semua intitusi amal usahanya demi mencegah penularan Covid-19.
Dalam institusi kampus misalnya di Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menjalankan wisudanya secara bertahap dengan menggelar 34 sesi wisuda. Penerapan protokol ini membutuhkan waktu hampir sebulan sehingga bisa mewisuda 3.546 mahasiswa dengan setiap sesi wisuda setidaknya membutuhkan 500 kepanitiaan demi menjalankan acara.
Protokol kesehatan saat wisuda yang dijalankan UMT mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia atau MURI dengan kategori wisuda sarjana secara berhatap terbanyak. Penghargaan diserahkan langsung oleh perwakilan MURI Awan Rahargo kepada Rektor UMT Ahmad Amarullah dalam acara penutupan wisuda ke-12 UMT di Kampus UMT, Cikokol, Kota Tangerang, Sabtu (26/12/2020).
Perwakilan MURI Awan Rahargo mengatakan, penghargaan MURI yang diberikan MURI kepada UMT merupakan kali kedua setelah pada September 2020 lalu UMT juga menerima penghargaan MURI karena melakukan gerakan kampanye protokol kesehatan Covid-19 dalam Masta Propesa (Masa Ta’aruf dan Progam Pengenalan Progam Studi dan Almamater) kepada mahasiswa baru.
Menurut Awam penghargaan penghargaan yang diberikan kepada UMT berdasarkan hasil selektif, wisuda ke-12 UMT merupakan perguran tinggi paling superlatif (tercepat) dalam menyelenggarakan wisuda dengan wisudawan terbanyak yang digelar secara bertahap dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Diharapkan kegiatan wisuda ini bisa menginspirasi bagi perguruan tinggi lain dalam menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya seperti diterima Muhammadiyah.or.id pada (29/12/2020).
Rektor UMT Ahmad Amiirullah menjelaskan, wisuda dijalankan secara bertahap dan blanded system dilakukan dengan pembukaan dan penutupan yang hanya diikuti perwakilan wisudawan dari setiap fakultas hadir secara luring, sementara sisanya daring.
Tahap di setiap sesianya selama satu sampai dua jam tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat sehingga wisuda yang diikuti mahasiswa begitu banyak tidak menjadi kluster baru Covid-19. Kendati begitu, Rektor UMT berharap kegiatan wisuda di masa pandemi Covid-19 menjadi pertama sekaligus terakhir yang digelar UMT.
“Kami berharap kedepan Covd-19 bisa segera teratasi dengan baik.Dan pelaksanaan acara ini juga kelanjutan bentuk komitmen UMT dalam membantu program pemerintah, yaitu memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (Andi)
Hits: 0