MUHAMMADIYAH.OR.ID, MOJOKERTO — Sepulang ‘tour peradaban’ dari Turki dan Spanyol, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur mendapat tantangan dari Duta Besar RI untuk Spanyol, Muhammad Najib untuk mendirikan Muhammadiyah Boarding School Madrid.
Informasi ini disampaikan oleh Ketua PWM Jatim, Saad Ibrahim, Sabtu (22/10) ketika memberikan sambutan di acara Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Mojokerto.
Saad menceritakan, tantangan tersebut mereka dapatkan ketika rombongan PWM Jatim melakukan ‘tour peradaban’ beberapa waktu lalu ke Turki dan Spanyol. Di mana salah satu tujuan tour tersebut menjadi satu bagian konteks untuk mencerahkan semesta.
“Kami muhammadiyah juga punya komitmen untuk mencerahkan semesta, maka dalam konteks mencerahkan semesta itulah kami melakukan rihlah adabiyah, aqofiyah tour peradaban kedua kawasan tersebut yaitu Turki dan Spanyol,” ungkapnya.
Menurutnya, selain belajar dari teori-teori yang ada di buku, belajar secara langsung ke Peradaban Barat yang dahulu peradabannya dimajukan oleh Islam juga tidak ada salahnya. Malah akan memberikan perspektif baru bagi pengetahuan tentang Barat.
Di kehidupan masyarakat kekinian yang semakin sekuler, imbuhnya, Islam dan Muhammadiyah harus berperan aktif untuk menjaga corak kehidupan masyarakat agar tidak berlepas diri dari agama, khususnya Agama Islam.
“Kami perhatikan tempat ibadah, termasuk kami juga masuk ke sebuah tempat ibadah dari agama yang lain itu hanya ada kira-kira sepuluh sampai sebelas orang aja di sebuah tempat ibadah itu, dan itu terjadi hampir di banyak kawasan di Spanyol,” imbuhnya.
Menyaksikan realitas tersebut, katanya, Muhammadiyah berpikir tentang kiprah semesta yang dipertegas menjadi tema besar Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah. Menurutnya, agar tidak menjadi tema yang kosong makna, Muhammadiyah Jawa Timur menerima tantangan untuk membeli rumah ibadah agama lain itu untuk dijadikan masjid dan Muhammadiyah Boarding School di Madrid, Spanyol.
“Maka kedatangan kami itu termasuk berusaha memikirkan bagaimana kedepan bangsa itu juga menjadi bangsa yang mendapatkan sentuhan-sentuhan keagamaan khususnya islam,” ungkapnya.
Tantangan tersebut dijawab dengan tegas oleh Muhammadiyah-‘Aisyiyah Jawa Timur. Rumah ibadah yang ditinggalkan jamaahnya itu rencananya akan dibeli oleh Muhammadiyah Jawa Timur. Harga yang saat ini ditawarkan sebesar Rp. 40 miliar. Saad yakin, bahwa niat kebaikan akan dimudahkan oleh Allah SWT.
Terobosan yang dilakukan oleh Muhammadiyah Jawa Timur ini, imbuh Saad, terinspirasi dari terobosan yang dilakukan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang terlebih dahulu telah mendirikan Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dan Muhammadiyah Australia College (MAC).
Saat ini terkait dengan tantangan tersebut sudah sampai pada tahap perundingan. Dirinya meminta doa kepada seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah supaya rencana tersebut bisa direalisasikan sebagai aktualisasi dari Internasionalisasi Muhammadiyah abad kedua.