MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Salah satu produk tajdid Muhammadiyah dalam bidang pendidikan adalah adanya Madrasah Mu’allimin dan Mu’allimaat. Sebagai sekolah kader Muhammadiyah memahami ideologi gerakan menjadi hal yang utama. Agar tujuan itu tercapai, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah menggelar pertemuan bulanan, Senin (1/2).
Aly Aulia, Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah berharap dengan adanya kegiatan ini guru dan karyawan dapat menerjemahkan misi tajdid (pembaharuan) Muhammadiyah. Yang mana, baik purifikasi maupun dinamisasi dalam kesehariannya selama proses belajar mengajar berlangsung.
“Semoga dengan diadakannya acara ini, paradigma tajdid Muhammadiyah yang dikenal sebagai gerakan dakwah Islam berkemajuan dapat terinternalisasi kepada guru dan karyawan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah sebagai penggerak kader Persyarikatan dengan baik,” jelas Aly.
Gerakan Tajdid atau gerakan reformasi adalah citi ketiga yang melekat pada Persyarikatan Muhammadiyah. Muhammadiyah berkhidmat menyebarluaskan ajaran agama Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan As-sunnah.
Tidak hanya itu, Muhammadiyah juga berupaya untuk membersihkan berbagai amalan umat yang menyimpang dari ajaran agama Islam. Di antaranya, khurafat (keyakinan kepada sesuatu perkara yang menyalahi ajaran Islam), syirik (menyekutukan Tuhan), maupun bid’ah (suatu perkara yang dibuat-buat padahal tidak pernah diajarkan Rasulullah saw.) dengan gerakan dakwahnya.
Maka, sifat tajdid dalam gerakan Muhammadiyah bukan hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran Islam melainkan upaya pembaharuan cara-cara pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi, melakukan juga upaya berbagai pembaharuan cara-cara pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal ini menjadi penting dipahami guru dan karyawan, mengingat Mu’allimin sebagai sekolah perkaderan Muhammadiyah harus memaknai betul apa yang menjadi ciri gerakan dakwah Muhammadiyah.
Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, yang menjadi pembicara dalam kegiatan itu menyebutkan bahwa misi tajdid itu menjadi ciri khas yang melekat pada jati diri serta kepribadian Muhammadiyah.
Menurutnya, Identitas yang harus kita jaga dan terus kembangkan adalah Muhammadiyah sebagai peletak dasar gerakan Islam juga penerus gerakan pembaharu.
Salah satu produk tajdid Muhammadiyah dalam bidang pendidikan adalah adanya Madrasah Mu’allimin dan Mu’allimaat. Oleh karena itu, Mu’ti berpesan agar tajdid Muhammadiyah senantiasa dalam pemikiran maupun gerakan lahir dari pada civitas akademikanya.
“Mu’allimin adalah kiblat dari lembaga pendidikan Muhammadiyah yang ada di penjuru tanah air,” kata Mu’ti.
Maka, Mu’allimin dalam pandangan Mu’ti diharapkan terus melahirkan kader yang membawa misi Islam rahmatan lil-‘alamin yang di gagas Muhammadiyah ke kancah global.
Hits: 288