MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAGELANG – Memberikan Pidato Kunci pada Seminar Pra Muktamar di Universitas Muhammadiyah Magelang (Unisma), Dadang Kahmad Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengatakan bahwa tema yang dibahas “Dakwah Muhammadiyah di Tengah Populisme dan Evangelisme” sangat penting untuk dibahas.
“Topik ini sangat menarik untuk kita bicarakan. Tentang dakwah muhammadiyah di tengah populisme dan evangelisme. Istilah populisme itu istilah yang sangat samar bisa dipakai untuk gerakan politik bisa juga diartikan untuk gerakan agama. Untuk gerakan politik sendiri bisa diasosiasikan dengan gerakan perlawanan rakyat pada oligarki atau kekuasaan. Kalau populisme agama yaitu menggunakan jargon identitas untuk mengumpulkan masa sehingga menjadi kekuatan yang diperhitungkan,” jelas Dadang, Senin (23/5).
Dadang melanjutkan populisme agama itu yang termasuk bagaimana maraknya dakwah-dakwah maupun semacam sosialisasi agama di masyarakat dan itu melahirkan berbagai macam ekspresi keagamaan di masyarakat.
Dalam surat Al-Hasyr 18 menggambarkan fenomena yang akan datang itu ditentukan oleh fenomena yang terjadi hari ini maupun fenomena yang lalu. Oleh karena itu Allah memberikan pesan pada kita untuk selalu mengevaluasi perjalanan sekarang maupun mempersiapkan masa yang akan datang.
“Mungkin masa yang akan datang bagi Muhammadiyah itu akan lebih rumit lagi. Pada abad pertama kita bisa sukses, karena para pengamat luar negeri itu memberi pujian bahwa Muhammadiyah itu adalah organisasi tersukses di dunia,” terang Dadang.
Tetapi abad kedua, menurut Dadang, Muhammadiyah dihadapkan dengan tantangan yang begitu luar biasa sangat berbeda dengan abad pertama. Ia menyebut bahwa abad pertama Muhammadiyah mengalami tantangan organik sehingga bangunan hebat seperti kampus, rumah sakit, sekolah, dan lainnya itu menjadi kebanggan.
Abad kedua ini berbeda orientasi, rakyatnya pun berbeda. Oleh karena itu, Dadang mengambil perkataan KH. Ahmad Dahlan yang memberi peringatan pada kita bahwa Muhammadiyah yang akan datang sangat berbeda dengan masa kini.
“Muhammadiyah sekarang ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. maka teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu dimana saja kamu berada, jadilah guru dan kembalilah ke Muhammadiyah. Jadilah Mister, insinyur dan kembali pada Muhammadiyah,” kata Dadang mengutip KH. Ahmad Dahlan.
Maka, sudah sepatutnya gerakan Muhammadiyah responsif terhadap perubahan yang ada sekarang ini. Dadang berpesan agar jangan sampai menganggap bahwa dunia ini tetap dan tidak berubah apalagi dalam menyebarkan agama.
Hits: 5