MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Menutup tahun 2021 dan membuka lembaran baru tahun 2022, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan ajak relawan Muhammadiyah khususnya yang berkiprah di kebencanaan untuk mencermati QS. Al Hasyr ayat 18.
Budi menjelaskan, meski pergantian tahun masehi tidak masuk ada dalam agenda resmi Agama Islam, namun sebagai muslim sudah seyogyanya bahwa hidup di waktu kemudian harus lebih baik dari yang sekarang. Khususnya dalam bidang kerelawanan bencana, Budi mengajak berkaca dari berbagai kejadian dan kiprah pada 2021.
Dalam Refleksi Akhir Tahun yang diadakan LPB Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng pada (30/12), Budi selain mengajak berkaca akan kejadian yang sudah dilewati, juga mengajak meneropong masa depan yang akan dilalui dengan berbagai kegiatan. Hal itu selaras dengan semangat Al Hasyr ayat 18.
“Kita berkewajiban atas yang kita lakukan harus berdasar atas pencermatan kita, hasil tanadhar (memperhatikan) itu juga harus lighodin atau yang akan datang,” tuturnya.
Masih dalam makna surat yang sama, Budi menyebut dalam menyusun agenda kedepan harus tetap bertumpu pada Allah SWT. Artinya, agenda-agenda keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah merupakan sebagai bentuk implementasi dari ketaqwaan terhadap Allah SWT.
Gerakan kemanusiaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah, merupakan luaran atau hasil dari nilai-nilai tauhid aktif yang dipercayai. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa kepada seluruh relawan Muhammadiyah harus dengan sadar bahwa gerakan penolong kesengsaraan umum yang dilakukan bersumber dari nilai-nilai tauhid murni yang dipedomani oleh Muhammadiyah.
Menurutnya, di Muhammadiyah ketauhidan menjadi tidak ‘pas’ jika hanya diwujudkan dalam laku ibadah khusus, yang hanya melibatkan dirinya sendiri dengan Allah. Nilai tauhid memiliki relevansi dengan pemuliaan nilai manusia dan kemanusiaan. Maka, orientasi ini tidak boleh luruh dari relawan Muhammadiyah dalam setiap kiprahnya.
“Jangan sampai kita melakukan kerja-kerja kemanusiaan justru kita melecehkan martabat manusia,” tegas Budi.
Oleh karena itu, Budi berharap kedepan dalam setiap agenda kerelawanan yang dilakukan oleh Muhammadiyah mengandung nilai-nilai pemuliaan manusia dan kemanusiaan, termasuk nilai-nilai utama yang bersumber dari ajaran Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.