Minggu, 6 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Berita

Kader Muda Muhammadiyah Kaji Kritik Taha Abdurrahman Terhadap Modernisme Barat

by ilham
2 tahun ago
in Berita, Nasional
Reading Time: 3 mins read
A A
Kader Muda Muhammadiyah Kaji Kritik Taha Abdurrahman Terhadap Modernisme Barat

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Komunitas yang mengatasnamakan dirinya dengan Halaqah Muhammadiyah untuk Kajian Modernitas dan Tradisi (HIKMAT) menggelar kajian kitab putih pada Sabtu (21/01) malam. Format kajian ini mirip dengan sorogan kitab kuning ala pesantren, namun buku yang dibaca berbahasa Inggris yaitu Reforming Modernity. Isi buku yang ditulis Wael B. Hallaq ini secara keseluruhan membahas tentang kritik Taha Abdurrahman terhadap fenomena modernisme Barat.

Muhamad Rofiq Muzakkir selaku pengampu kajian ini menekankan pentingnya melihat fenomena dunia modern dari sudut pandang kritis. Sebagai fenomena yang lahir dari tragedi dan pengalaman Barat, modernisme seharusnya tidak diterima begitu saja ke bentangan dunia mana pun, khususnya dunia Islam. Buku karya Hallaq ini dipandang tepat sebagai bahan kajian karena cukup detail dan padat mengungkap sisi lain dari modernisme Barat sekaligus mengangkat urgensi tradisi Islam.

Pada bagian pembukaan, Hallaq mengenalkan sosok Taha Abdurrahman sebagai filsuf paling penting yang dihasilkan dunia Islam sejak kolonialisme Barat di Afro-Asia pada abad ke-19. Sejak tahun 1987 ada sekitar 20 buku yang telah ditulis Taha, sebagian besar karyanya berusaha menggali apa yang menjadi inti dalam Islam, yakni etika, dan dijadikan sebagai bahan bakar untuk mengkritik modernisme. Banyaknya karya Taha ini merupakan tantangan tersendiri bagi Hallaq untuk merangkainya menjadi gagasan yang holistik serta membawanya ke dalam diskursus dan percakapan intelektual di Barat.

Menurut Hallaq, Taha merupakan intelektual yang memiliki pemahaman mendalam baik tradisi Islam maupun modernisme Barat. Pengetahuannya tentang syariah dan sufisme dalam dunia Islam semendalam pemahamannya tentang pemikiran Neo-Platonis dan aliran Aristotelian yang ada di dunia Barat. Karenanya, membaca pemikiran Taha ini, diperlukan keakraban dengan ragam istilah yang lahir dari tradisi Islam dan modernitas Barat, agar terlepas dari pemahaman yang keliru.

MateriTerkait

Milad Lazismu ke-23: Komitmen Menebar Manfaat untuk Kesejahteraan Umat dan Semesta

Empat Golongan Manusia dalam Pandangan Rasulullah

Bergabunglah dalam Konferensi Mufasir Muhammadiyah III

Taha merupakan seorang cendekiawan yang gigih dalam membaca karya-karya intelektual Barat baik era Pencerahan maupun pasca-Pencerahan seperti Immanuel Kant, David Hume, Jurgen Habermas, Max Weber, Sigmund Freud, Paul Ricoeur, dan lain-lain. Hallaq melihat cara yang ditempuh Taha dalam mengkritik modernime Barat ini mirip dengan apa yang dilakukan Ibnu Taimiyah pada abad ke-14. Sebelum Syaikh al-Islam merobohkan bangunan logika Aristotelian, ia menjadi pembaca yang gigih terhadap karya-karya filsuf Yunani tersebut. Setelah paham konstruksi pemikiran Aristotelian, Ibnu Taimiyah langsung melancarkan kritiknya tanpa ampun.

Namun, sebelum membedah pemikiran Taha, Hallaq mengajak para pembaca untuk melihat lanskap sosio-historis yang melatarbelakangi lahirnya gagasan Taha. Sebagaimana pemikiran Michel Foucault atau Carl Schmitt tidak dapat diterima begitu saja sebagai fenomena khusus sejarah-intelektual, begitu pula dengan Taha. Gagasan Foucault tentang system of power dan Schmitt tentang state of exception lahir sebagai respon terhadap situasi dan kondisi di mana mereka hidup, begitu pula dengan Taha.

Dalam upaya memahami pemikiran Taha secara utuh, Hallaq mundur ke belakang melihat fenomena yang ada abad ke-19 di dunia Islam, khususnya Maroko, tempat di mana Taha dilahirkan. Pada saat itu ada dua fenomena besar, pertama kemunduran Islam. Jika bagi Orientalis, Islam mundur karena dianggap tidak mengukuti zaman yang telah dibentuk oleh Barat; namun dalam pandangan Hallaq justru sebaliknya: kemunduran Islam maksudnya ialah dunia Islam mulai meninggalkan tradisi epistemologi Islam seperti yang termaktub dalam kalam, sufisme, hikmah, dan malah mengikuti Barat.

Selain itu, fenomena yang kedua ialah lahirnya kekuatan baru berupa kolonialisme yang merekayasa dan mengubah lanskap budaya, epistemik, dan keilmuan Islam. Hallaq mencatat antara tahun 1826 dan 1923 menjadi saksi penghancuran struktural besar-besaran lembaga-lembaga Islam oleh kolonialisme Barat. Pada periode ini, semua struktur ekonomi, sosial, agama, dan hukum dihancurkan secara signifikan atau total. Keruntuhan ekonomi dan sosial ini tentu memiliki efek yang mendalam dan besar pada dunia Islam dan lembaga pendidikannya.

Taha sebagai pemikir kontemporer mengalami dua dilema di atas yaitu kemunduran Islam karena mengikuti Barat dan hadirnya kolonialisme Barat yang menghancurkan lembaga-lembaga Islam. Hal ini kemudian memicu lahirnya apa yang disebut Hallaq sebagai epistemic rupture atau keterputusan epistemik. Kehadiran kolonialisme Barat di dunia Islam menyebabkan robohnya bentuk-bentuk pengetahuan yang telah dikenal Islam selama dua belas abad sebelumnya (dari sekitar tahun 650 hingga 1850).

Dengan alasan ini, Rofiq kemudian mendorong kader muda Muhammadiyah agar lebih giat membuka khazanah turats. Kehadiran turats begitu penting sebab memiliki peran sebagai jembatan epistemik untuk menghubungkan antara diskursif masa lalu dan masa depan, dan kritik terhadap progress atau berkemajuan yang bias filsafat Barat.

Tags: islamKader MuhammadiyahModernisme baratPemikiran
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Pengusaha Nasional Rachmat Gobel Sebut Muhammadiyah Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Umat

Next Post

Pergantian Kepemimpinan, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Malaysia Selenggarakan Musycab ke-IV

Baca Juga

Sejak Awal Berdiri, Muhammadiyah Telah Miliki Etos Ekonomi yang Canggih
Berita

Sejak Awal Berdiri, Muhammadiyah Telah Miliki Etos Ekonomi yang Canggih

13/01/2025
Perubahan Radikal dari Fisikal ke Digital, Tantangan Abad Kedua Muhammadiyah
Berita

Memetik Hikmah dari Sejarah Penetapan Tahun Baru Hijriah

27/07/2024
Saad
Berita

Penting Bagi Warga Muhammadiyah Memahami Risalah Islam Berkemajuan

22/07/2024
Pesan Dakwah itu Tidak Melulu Persoalan Surga dan Neraka
Berita

Syafiq Mughni: Muhammadiyah Tidak Lelah Memajukan Masyarakat dan Bangsa

09/07/2024
Next Post
Pergantian Kepemimpinan, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Malaysia Selenggarakan Musycab ke-IV

Pergantian Kepemimpinan, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Malaysia Selenggarakan Musycab ke-IV

Pahalanya Melampaui Jihad Fi Sabilillah, Jangan Lewatkan Amal Saleh Tanggal 30 Juni-9 Juli 2022

Demi Kemaslahatan Bersama, Muslim Eropa Menanti Kehadiran Kalender Islam Global

Universitas Siber Muhammadiyah Kini Hadir di Dunia Metaverse

Haedar Nashir Tegaskan Posisi Modernisme Muhammadiyah

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.