MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Selasa (3/1).
Isi MoU terkait dengan optimalisasi dan transformasi bidang kesehatan masyarakat, penyediaan sumber daya kesehatan, dan pelayanan kesehatan secara umum.
Memberi sambutan, Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman mengatakan bahwa Muhammadiyah tidak asing dalam gerakan pelayanan kesehatan.
Sebagai lembaga kesehatan milik pribumi pertama bagi rakyat Indonesia, rumah sakit Muhammadiyah kata dia selalu menjangkau masyarakat akar rumput.
Ribuan tenaga kesehatan alumni Muhammadiyah menurutnya tersebar ke seluruh Indonesia hingga daerah 3 T.
“Sehingga kalau saat ini melanjutkan MoU dengan Kemenkes, itu adalah hal yang sudah jadi bagian Muhammadiyah untuk memberikan kontribusi bagi umat dan bangsa yang kita cintai,” ujarnya.
Agus berharap kerja sama ini juga mampu mempercepat pemenuhan kebutuhan nasional di bidang kesehatan, misalnya memperbanyak dokter umum untuk ditempatkan di luar Jawa beserta dokter-dokter spesialis yang saat ini minim jumlahnya.
“Sebab menangani kesehatan itu tidak bisa dilakukan sendirian, harus dikerjakan bersama-sama,” ujarnya.
Sementara itu bagi Persyarikatan, Agus berharap kerja sama ini memicu Muhammadiyah melengkapi fasilitas di dalam fakultas kesehatan dan kedokteran, termasuk farmasi ke arah spesialis.
“Ke depan yang diharapkan program studi kesehatan spesialis harus menjadi perhatian Muhammadiyah untuk kebutuhan yang semakin diperlukan,” pesannya.
Hal ini kata dia adalah hal penting, apalagi mengingat Muhammadiyah memiliki tim penanganan kesehatan darurat untuk bencana di level internasional.
“Karena itu jika saat ini kita kerja sama Kemenkes, ini adalah hal yang seharusnya kita lakukan,” tegas Agus.
“Ini sekaligus upaya untuk mengokohkan Muhammadiyah dalam rangka khidmat kesehatan kepada umat dan bangsa Indonesia,” pungkasnya.