MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – KH Ahmad Dahlan adalah salah satu tokoh yang berperan untuk memajukan perempuan. Dalam pandangannya, kaum perempuan dapat dilibatkan dalam berbagai sector kehidupan tidak hanya menjadi konco wingking (teman dibelakang) dalam istilah jawa.
Perempuan memiliki hak-hak yang sama untuk memajukan hidupnya. Kiai Dahlan pun memberikan kesempatan istrinya, Nyai Walidah untuk belajar bahasa melayu juga para putrinya untuk menuntut ilmu di Sekolah.
Hal itu dipaparkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini dalam kegiatan Silaturrahim dan Pengajian Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales Australia, Jum’at (21/1).
Dilanjutkan Diyah, tidak hanya membebaskan istri dan putrinya untuk berilmu, Kiai Dahalan juga mendukung gerakan-gerakan pengajian untuk perempuan. Pengajian inilah yang menjadi embrio berdirinya ‘Aisyiyah, gerekan perempuan islam pertama.
Dari sejarah tersebut, Diyah mengimbau agar para kader perempuan Muhammadiyah berperan dalam dakwah untuk memajukan agama dan bangsa. Perempuan memliki kesempatan yang sama dalam berdakwah, bahkan bisa jadi kontribusi perempuan dalam dakwah bisa jadi diperluas tidak hanya dalam satu bidang saja.
Jika dilihat dari perkembangan ‘Aisyiyah sekarang ini, menurut Diyah sangat pesat bahkan hingga bisa mendirikan perguruan tinggi. “Saat ini, satu-satunya organisasi perempuan Islam yang mengelola perguruan tinggi adalah ‘Aisyiyah,” terang Diyah.
Diyah juga mengingatkan pesan Kiai Dahlan, bahwa jangan sampai urusan rumah tangga (dapurmu) menjadi penghalang dalam berdakwah. Hal ini juga tercermin dalam berbagai kegiatan Nasyiatul Aisyiyah di mana banyak kadernya yang mengikuti kegiatan membawa anak-anak.
Menurut Diyah, hal tersebut bisa menjadi model Pendidikan bagi anak agar sejak kecil terbiasa dalam kegiatan dakwah yang menjadi pelajaran penting bagi masa depannya.
Hits: 14