MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan dalam mengawali perjalanan sejarah perjuangan abad kedua ini dituntut semakin dinamis dalam memberikan jawaban atau solusi permasalahan keumatan, kebangssan, dan kemanusuaan universal yang berbasis pada nilai Islam Berkemajuan yang rahmatan lil alamin. Oleh karenanya penting memperkuat kepemimpinan Gerakan ‘Aisyiyah secara makin dinamis, kepemimpinan yang menggerakkan dan mampu melakukan perubahan kearah yang lebih maju.
Oleh karenanya, Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini Model kepemimpinan yang perlu dikembangkan yakni kepemimpinan transformatif,kepemimpinan untuk perubahan yang mampu memobilisasi seluruh potensi, mengagendakan perubahan, dan memproyeksikan masa depan menuju kemajuan dan keunggulan.
Kemudian, kata Noordjannah, kepemimpinan yang menjalankan fungsi emansipasi, liberasi, humanisasi, dan transendensi sehingga melahirkan perubahan- perubahan yang luas dan berkemajuan dalam memerankan gerakan Islam yang bersifat pencerahan bagi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.
Kepemimpinan transformatif ini, disebut Noordjannah sejalan dengan spirit islam dan keteladanan Rasulullah yang membawa perubahan sebagai jalan kemajuan sepanjang ajaran islam untuk membangun peradaban utama. “Agenda strategis mendinamisasi kepemimpinan ‘Aisyiyah dilakukan dari tingkat pusat sampai tingkat ranting dengan langkah- langkah nyata sesuai dengan tuntutan kemajuan,” tuturnya.
“Maka kepemimpinan di semua lini dan tingkatan harus makin dinamis peranannya sebagai aktor penggerak misi dakwah dan tajdid dan tidak dibiarkan menjadi kepemimpinan yang jumud (stagnasi) tidak memiliki semangat berkhidmat. Kepemimpinan pergerakan di ‘Aisyiyah juga memerlukan para pemimpin yang istiqomah, yaitu yang tetap berkomitmen kuat secara ikhlas dan lurus dalam berkhidmat membesarkan dan memajukan gerakan. Menggerakkan ‘Aisyiyah memerlukan kepemimpinan yang istiqamah, juga memerlukan jiwa dan sikap militan, yang gigih serta tahan uji dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Pemimpin yang memiliki pemahaman ideologi ‘Aisyiyah-Muhammadiyah yang kokoh, handal, kompeten, memiliki komitmen, ikhlas dalam mengemban amanah, mampu menggerakkan, dan berkhidmat memajukan ‘Aisyiyah semata untuk meraih ridho Allah,: papar Noordjannah.
Noordjannah kembali menegaskan bahwa kekuatan organisasi keagamaan yang bersifat pergerakan terletak pada pimpinan dan para kadernya yang memiliki ghirah keterpanggilan suci karena ilahi.
“Para pimpinan ‘Aisyiyah harus istiqamah baik di kala berat maupun ringan dalam menjalankan tugas organisasi, sebagai wujud jihad di jalan Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.“ (QS At-Taubah: 41),” pesannya.