MUHAMMADIYAH.OR.ID, SORONG – Di belahan dunia manapun, kepemimpinan adalah nilai universal yang meniscayakan keteladanan. Seorang pemimpin dianggap patut memberikan contoh terbaik kepada mereka yang dipimpinnya.
Kepada peserta Tanwir Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) di Sorong, Papua Barat, Kamis (22/9), Ketua Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dahlan Rais, mengutip semboyan dari bapak pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantoro.
“Ing ngarso sung tuladha. Yang di depan, di atas, harus memberikan keteladanan. Jadi anak-anakku, tangkap pesan ini dengan baik. Ini pesan universal,” nasehatnya dalam pembukaan Tanwir PP IPM di Sportorium UNIMUDA Sorong tersebut.
“Di Jepang, Taiwan, Australia, Korea, ketika pemimpin terbukti curang, mereka rela mundur karena tadi, tidak jadi teladan,” kata Dahlan Rais.
Selanjutnya, dia mengisahkan pengalamannya saat hidup di North Carolina pada masa kepemimpinan Bill Clinton.
Saat itu Bill Clinton didemo untuk mundur karena terbukti melakukan kasus perselingkuhan sehingga dianggap tidak layak menjadi pemimpin, kendati secara kultur, hubungan di luar penikahan bagi masyarakat Amerika itu adalah hal yang biasa.
“Kata demonstran itu, hal itu (pelanggaran moral) biasa untuk orang biasa, tapi tidak untuk pemimpin,” kenang Dahlan.
Karena itu, Dahlan Rais meminta agar kader-kader IPM memegang teguh nilai keteladanan dan kepemimpinan sebagai satu kesatuan. Apalagi, kebanyakan pemimpin di Indonesia menurutnya kurang memiliki kesadaran etika publik untuk menjadi teladan.
“Jadi kepemimpinan yang universal adalah keteladanan. Jadi kalau saya siap memimpin, artinya saya siap menjadi teladan. Bahwa memimpin itu membimbing, mengarahkan, membagi tugas, menghimpun kekuatan. Tapi yang inti adalah keteladanan. Dan ini barangkali kurang dimiliki oleh bangsa ini. Jadi ketika berniat menjadi pemimpin, dia tidak menyadari bahwa dia harus jadi teladan,” kritiknya. (afn)
Hits: 11