MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Klaim Indonesia sebagai negara berkembang harus dihapuskan, menurut Diyah Puspitarini, semangat gotong royong dan pandangan berkemajuan sebagai bekal untuk melakukan itu. Demikian disampaikannya pada (7/5) dalam Pengajian Ramadan PP Nasyiatul Aisyiyah.
Menurut Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah ini, Islam sebagai agama dengan pemeluk terbesar di Indonesia secara otomatis menjadi bagian yang menjaga solidaritas dan semangat gotong-royong tersebut.
Diyah menegaskan, semangat gotong-royong tercermin dalam masyarakat muslim termasuk organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah. Dalam memberikan pertolongan saat terjadi bencana yang menimpa bangsa ini Muhammadiyah tidak pernah menjadikan latar belakang agama sebagai alasannya untuk membantu.
Islam wasathiyah yang diimplementasikan di Indonesia saat ini dan kedepan semakin banyak direplikasi oleh muslim dari negara lain. Menurut Diyah, hal itu disebabkan karena nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, keadilan, dan nilai-nilai dasar universal lain dirawat dan diterjemahkan dengan baik di sini.
Melihat posisi NA sebagai organisasi perempuan mudah Muhammadiyah, Diyah menyebut, langkah-gerak yang dilakukan oleh NA selaras dengan nilai-nilai berkemajuan yang dipedomani oleh Muhammadiyah. Gagasan berkemajuan Muhammadiyah diyakini akan mampu meningkatkan derajat kemanusiaan serta bangsa Indonesia.
Progresifitas Muhammadiyah diantaranya tercermin dari Putusan Majelis Tarjih, di mana dalam membuat putusan tersebut bukan hanya menimbang aspek tekstual namun juga konteks yang relevan dengan kebutuhan zaman. Pendekatan teks dan konteks tersebut juga diadopsi oleh Nasyiatul Aisyiyah.
“Progresifitas Nasyiatul Aisyiyah juga harus dilihat secara tekstual dan kontekstual dalam porsi keislaman. Sehingga kita tetap bisa membaca, menggali, serta memberi solusi persoalan di dalam negeri, yang tentunya berkaitan dengan perempuan dan anak,” imbuhnya
Pendekatan seperti itu menurut Diyah, menjadikan keislaman yang dimiliki oleh NA tidak ekstrim kanan maupun kiri, yang artinya keislaman NA itu moderat. Diyah menegaskan, posisi moderat NA ini memberikan kesempatan kepada kader-kadernya untuk berpikir lebih terbuka dengan tetap tidak meningalkan nilai-nilai kebangsaan.
Diyah berharap, nilai-nilai Islam Wasathiyah tersebut bisa diimplementasikan dalam keluarga, kehidupan dunia perempuan, dalam bingkai kemasyarakat dan juga dalam melihat gerakan anti kekerasan.
Hits: 22