MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG—Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Bandung merupakan kampus yang bernuansa islami. Salah satu cirinya ialah mampu menciptakan suasana kampus dengan rasa toleransi beragama yang sangat tinggi terhadap mahasiswanya. Salah seorang mahasiswanya dengan inisial D yang beragama Kristen Protestan mengaku senang kuliah di Unisa Bandung.
“Senang berada di Unisa tidak ada diskriminasi, mata kuliah terbimbing, meskipun prosesnya berat tapi hasilnya sangat terasa ketika bekerja di (menyebut salah satu RS milik pemerintah di Kota Bandung) pada mata kuliah keperawatan spiritual sangat terasa manfaatnya meskipun sebagai seorang Kristen Protestan,” ungkap D sebagaimana yang dikutip dari laman Muhammadiyah-jabar.id pada Senin (22/08).
Pengakuan dari D yang senang kuliah di kampus ‘Aisyiyah ini sekali lagi membuktikan bahwa saat sebagian kelompok Islam banyak berteori dan berdebat tentang hakekat dan batas-batas toleransi antar umat beragama, Muhammadiyah telah jauh melangkah dari debat itu sejak era KH. Ahmad Dahlan hingga saat ini. Bagi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, toleransi tidak akan bermakna apa-apa jika tidak diamalkan dalam kenyataan kehidupan.
Alasan lain senang kuliah di Unisa Bandung karena tingginya keberhasilan dalam meluluskan mahasiswanya dengan hasil uji kompetensi Pendidikan Profesi Ners IX yang mencapai 99 persen. Hal ini sebagaimana terlampir dalam surat keputusan Komite Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan No. 0798/KOM-Kes/VIII/2022. Uji Kompetensi Nasional ini merupakan proses evaluasi kompetensi bagi lulusan profesi perawat yang diselenggarakan Kemendikbud.
Di Unisa Bandung sebelum melaksanakan Uji Kompetensi Mahasiswa diberikan pendalaman materi serta melakukan try out. “Satu lagi yang menjadi pertimbangan memilih Unisa Bandung karena hasil Ujikomnya setiap tahun bagus,” terang D.