MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANGKOK—Kepala Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar mengikuti konferensi ilmiah di Bangkok, Thailand. Bersama dosen Fakultas Agama Islam UMSU lainnya, ia mengikuti Call For Paper The 9 International Conference on Community Development (ICCD-9) 2022. Acara ini mengangkat tema “Challanges of Community Development in Disruptive Era” dilaksanakan di Bangkok-Thailand pada Jumat (28/10).
Dalam persentasinya, Arwin mengangkat judul Zij Ulugh Bek and His Influence on Islamic Astronomy Development in Nusantara. Zij Ulugh Bek merupakan perangkat penomoran yang digunakan oleh para astronom untuk mengukur peredaran dan posisi benda langit, yang dibuat Ulugh Bek, pakar astronomi dan matematika pada Abad Pertengahan. Menurut Arwin, jaringan keilmuan Astronomi Islam Ulugh Bek terhubung hingga ke Nusantara.
“Jaringan keilmuan Astronomi Islam Ulugh Bek terhubung melalui jalur Haramain, dimana sejumlah ulama dan tokoh nasional astronomi Islam mempelajari kitabnya, kemudian membawa dan menyebarkannya ke Nusantara,” ungkapnya
Pakar Falak Muhammadiyah ini juga menjelaskan pengembangan keilmuan Islam di Nusantara banyak merujuk dan mengutip Zij Ulugh Bek. Salah satu ulama Nusantara yang terpengaruh serta menggunakan Zij Ulugh Bek ini ialah Muhammad Manshur bin Abdul Hamid al-Batawi. Biasanya, Zij ini digunakan untuk perhitungan ijtima’, istiqbal, kusuf, dan khusuf.
“Zij Ulugh Bek dan astronomi Islam nusantara mempengaruhi secara signifikan. Ilmu Islam di Nusantara banyak merujuk dan mengutip Zij Ulugh Bek, menjadi sumber utama pengembangan kajian Astronomi Islam di Nusantara dan data astronominya akurat yang masih layak digunakan saat ini,” jelas Arwin.
Selain diskusi terbuka, kegiatan ini juga dirangkai dengan MoU antara Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dengan Dhurakij Pundit University (DPU) yang berdomisili di Thailand.