MUHAMMADIYAH.OR.ID, GORONTALO– Ajaran agama Islam bagi Muhammadiyah dijadikan sebagai pondasi, bingkai, perspektif, ghoyah, bahkan cita-cita yang kesemuanya tidak hanya diletakkan sebagai norma dan teori semata, tapi dihadirkan dalam sebuah harokah (gerakan).
Dari itu, ucap Haedar Nashir, ciri Muhammadiyah adalah selalu bergerak maju, tidak pasif, jumud, terlebih sad back, dan tidak berbuat apa-apa. Kitab Suci Al Qur’an dalam pandangan Muhammadiyah bukan hanya kitab bacaan dan isinya untuk dihafal, tapi juga sebagai sumber inspirasi gerakan.
Merujuk Surat Ali Imran 104 dan 110, Haedar menjelaskan, bahwa ayat tersebut merupakan perintah membentuk atau mendirikan organisasi/perkumpulan umat yang cerdas, memiliki komitmen kuat, umat yang cerdas diatas rata-rata bukan hanya umat yang awam.
“Bukan sembarang umat seperti mereka yang awam, yang komunalitas. Tapi bersamaan dengan itu Muhammadiyah punya tujuan, yakni kuntum khairah ummat, jadilah engkau sebagai umat terbaik dan mewujudkan umat yang terbaik,” urai Haedar pada Sabtu (20/2).
Ia menegaskan, dari rujukan tersebut mengindikasikan bahwa kader dan warga Persyarikatan Muhammadiyah harus memiliki kekuatan sumberdaya yang lebih baik, berkualitas, dan lebih maju. Mereka tidak boleh menjadi umat yang awam ilmu, sikap, dan tindakan.
“Jadi kalau sekarang kita tertinggal dalam ilmu, pemikiran, gerakan, dalam uswah kahasan. Maka kita belum bisa disebut sebagai khairah ummah (umat terbaik),” tegasnya dihadapan peserta Muspimwil PWM Gorontalo secara daring.
Konsep berkemajuan untuk menciptakan umat terbaik, juga tidak bisa dilepaskan dari konsep umat tengahan atau ummatan wasathan. Konsep tengahan ini mengakomodir semangat pergerakan Muhammadiyah untuk mencapai hidup bahagian di dunia dan akhirat.
Konsep ini ucap Haedar, bisa juga dioprasionalkan ketika menghadapi atau menyelesaikan masalah. Tenggahan mengharuskan pelakunya tidak bertindak secara ekstrem atau berlebihan, bahkan termasuk dalam beragama juga tidak boleh berlebihan.
“Harus bersifat proporsional, tidak boleh berlebihan bahkan disebut dalam Al Qur’an, jangan sampai kebencian kita kepada seseorang, sesuatu, atau pihak lain membuat kita tidak adil. Jangan apologi, bahkan jika kebenaran itu datang dari orang yang tidak kita sukai,” terangnya.
Maka, Islam berkemajuan yang dibawah oleh Muhammadiyah adalah Islam yang kokoh secara aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah duniawiyah secara berkeseimbangan, mendalam, luas, dan membawa rahmatan lil alamiin.
Hits: 35