MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Tim ahli Geologi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah, Sri Atmaja Putra menyebut gempa bumi tidak menyebabkan orang meninggal karena fenomena alami-natural. Namun yang paling banyak menyumbang korban adalah bangunan atau konstruksi yang runtuh.
“Gempa itu akan menghasilkan suatu energi, energi itu akan dirambatkan dalam bentuk gelombang dan gelombang itu merambat dari batuan dasar menuju ke permukaan. Nah, gempa ini akan merambat dan di respon oleh permukaan,” urainya pada (5/2) dalam acara Covid-19 Talk yang ditayangkan oleh TV MU Jogja.
Basis percepatan gelombang gempa yang dihitung oleh tim ahli dalam melihat pengaruh getaran terhadap bangunan atau struktur di atasnya. Menurutnya, kerusakan akibat gempa bisa diatasi melalui ilmu pengetahuan. Yaitu ilmu yang digunakan untuk menyusun atau mendirikan bangunan yang ramah terhadap gempa.
Terkait dengan bangunan yang rentan roboh akibat gempa, dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini menjelaskan bahwa, sering gedung yang dibangun tidak mengikuti syarat-syarat dalam pendirian bangunan. Kedua, harus memastikan kualitas bangunan yang baik.
“Semuanya harus terseleksi dengan baik, kualitas pekerjaan juga harus baik. Yang paling penting adalah semua komponen bangunan harus saling terikat dalam satu kesatuan,” jelasnya
Dalam melihat itu diperlukan forensik enginering untuk mengetahui kondisi bangunan tersebut, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan. Serta dalam mendirikan bangunan juga penting untuk mengetahui letak banguan ditinjau dari geologinya, apakah bangunan berada di atas sesar aktif atau tidak.
Sementara itu, terkait dengan fenomena masjid tidak roboh ketika gempa terjadi, Sri Atmaja menjelaskan bahwa itu memang takdir Allah, namun juga tidak boleh hal itu dikaitkan dengan klenik. Secara sains, masjid yang tetap berdiri kokoh meski terjadi bencana itu disebabkan oleh design bangunan yang tepat.
“Namun di sisi lain juga banyak masjid roboh, seperti yang terjadi di Gempa Lombok itu kan banyak surau-surau yang roboh juga,” imbuhnya
Ia mensinyalir, masjid yang roboh akibat gempa disebabkan karena tidak memperhatikan sturktur antara balok dengan kolomnya.