MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Memulai pekerjaan dengan membaca Basmalah memang dianjurkan dalam agama. Hadia Nabi antara lain riwayat ibnu Majjah dari Abi Hurairah juga riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majjah (menurut penilaian Ibnu Shaleh Hadits itu hasan), menyebutkan bahwa “Semua perkara yang tidak dimulai dengan Basmallah akan putus.” Periksa Asnal Mushalib Halaman 162. Menurut penjelasan Amir Ash Shan’any pengertian Alhamdulillah juga diartikan untuk surat al-Fatihah yang dimulai dari Bismillahirrahmaninahiem. Lihat Subulussalam halaman 134.
Jadi, memulai pekerjaan dengan Fatihah dapat dibenarkan. Memang kalau dasarya keputusan Muktamar kita tidak dapati hal ini. Karenanya tidak dipolakan sebagai itu. Hanya kebolehan, sehingga kalau kita membuka rapat dengan membaca surat al-Fatihah hendaknya tidak diributkan, karena ada dasar kebolehannya itu, terutama kalau bersamaan dengan masyarakat Muslim yang lain, yang sering menggunakan al-Fatihah sebagai pembukaan.
Hanya saja kita hendaknya dapat mendudukkan diri bahwa bacaan Fatihah kita sebagai pembukaan bukan untuk dihadiahkan kepada siapa-siapa termasuk kepada Syaekh Abdul Qadir Jailaniy, tetapi bacaan kita Basmallah dan dapat pula seterusnya surat Fatihah adalah sebagai memulai pekerjaan yang baik yang memang ada dasarnya.
Kesimpulannya, Kalau memulai pekerjaan kita gunakan bacaan Basmalah. Tidak salah memulai pekerjaan dengan membaca Fatihah yang dimulai dengan Basmalah. Kalau dalam pertemuan dengan kaum Muslimin yang memulai bacaan Fatihahnya ditujukan untuk ini itu termasuk untuk Syhikh Abdul Qadir Jailaniy, kita niatkan bacaan kita Fatihah membaca bacaan sesuai dengan yang diizinkan Rasulullah bukan tujuan lain yang tidakjelas dasarnya dari Rasul.