MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Gerhana Bulan Total terjadi pada Selasa (08/11) yang dapat diamati di Indonesia. Fenomena ini ini menjadi Gerhana Bulan Total yang terakhir kali sebelum kemunculannya kembali pada tahun 2025. Oleh karena itu, kesempatan ini sangat disayangkan apabila lewat begitu saja.
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyiapkan setidaknya tujuh teleskop dengan berbagai jenis lensa dan detektor cahaya. Teleskop ini dapat digunakan oleh masyarakat dengan didampingi oleh pemandu dari mahasiswa dan alumni UAD. Selain itu, dilakukan juga serangkaian pengambilan data yang dilakukan di UAD, Maumere, dan Berau. Pengambilan data oleh citizen scientist juga diperlukan untuk memetakan tingkat kemerahan gerhana bulan total.
Selain pengamatan terhadap gerhana, salat gerhana juga ditunaikan di Masjid Islamic Center UAD dengan Imam yaitu Nur Kholis. Sementara yang bertindak sebagai Khatib ialah Ruslan Fariadi. Selain salat gerhana dan ceramah, jamaah juga mendapatkan materi kajian ilmiah dan syariah yang disampaikan oleh Rahmadi Wibowo.
Kegiatan observasi dan salat gerhana bulan total ini diselenggarakan atas kerjasama Pusat Tarjih Muhammadiyah UAD, Takmir Masjid Islamic Center UAD, Pusat Studi Astronomi UAD, LazisMu UAD, LPSI UAD dan Pesantren Mahasiswa KH.Ahmad Dahlan UAD.
Yudhiakto Pramudya, Ph.D (Pastron UAD) menjelaskan bahwa,Teleskop yang ditempatkan di Observatorium UAD juga turut menayangkan secara live dan menjadi salah satu titik observasi di jejaring pengamatan nasional. Selain UAD, Observatorium Ilmu Falak UMSU dan Pudiastro IKIP Muhammadiyah Maumere juga menayangkan rangkaian peristiwa gerhana bulan total.
Budi Jaya Putra, Ketua Pusat Tarjih Muhammadiyah UAD, menjelaskan bahwa peristiwa gerhana bulan total ini menjadi momentum untuk meningkatkan pemahaman Falak khususnya pada umat Islam. Muhammadiyah senantiasa mencerahkan masyarakat dengan kajian keilmuan astronomi dan tuntunan ibadah berkaitan dengan Falak.