MUHAMMADIYAH.OR.ID, TANGERANG—Maju di bawah Persyarikatan. Ungkapan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir ini merupakan jawaban agar amal usaha Muhammadiyah di berbagai tempat tumbuh dan berkembang. Menurutnya, menjalin relasi yang kokoh dengan pengurus persyarikatan dari tingkat ranting hingga pusat, merupakan cara agar amal usaha terus eksis di semua ruang dan waktu.
“Hampir di semua tempat bertumbuhnya amal usaha kita selalu lahir dari rahim persyarikatannya. Karena itu, seiring dengan bertumbuhnya perkembangan ini maka tetap jalin relasi yang kokoh dengan pimpinan persyarikatan,” ucap Haedar dalam acara Milad Universitas Muhammadiyah Tangerang Ke-13 pada Kamis (18/08).
Membangun relasi amal usaha dengan jajaran pimpinan Persyarikatan bukan hanya bersifat organisatoris, melainkan juga ideologis. Sebuah amal usaha tidak akan berkembang jika mencoba untuk memisahkan diri dari induk persyarikatan. Sebab, kata Haedar, nama Muhammadiyah di mata masyarakat telah begitu kuat kepercayaannya sehingga melepaskan amal usaha dengan brand Muhammadiyah hanya akan membuat mereka gulung tikar, cepat atau lambat.
“Relasi dengan persyarikatan itu bukan hanya menyangkut hubungan organisasi tetapi juga menyangkut branding nama Muhammadiyah. Nama Muhammadiyah itu cakupannya bukan hanya nasional tapi sudah masuk internasional,” kata Haedar.
Haedar yakin bahwa Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) beserta seluruh jaringan amal usaha akan tetap eksis dan berkembang jika terus merawat relasi dengan pimpinan persyarikatan. Menjalin hubungan dengan induk persyarikatan artinya menanamkan aspek ruhani dan ideologis dalam amal usaha.
“Saya yakin UMT dan amal usaha Muhammadiyah yang lain akan makin kuat ketika jalinan organisasi, ruhani, dan ideologisnya tetap kuat bersama pimpinan persyarikatan,” tegas Haedar.
Selain itu, Haedar mengatakan bahwa basis dari seluruh pertumbuhan dan perkembangan amal usaha adalah Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). AIK menjadi basis nilai dalam pengembangan pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat, sekaligus berperan sebagai pembeda antara perguruan tinggi Muhammadiyah dengan perguruan tinggi yang lain.
“AIK menjadi distingtif value, nilai pembeda antara perguruan tinggi Muhammadiyah dengan perguruan tinggi yang lain. Tentu Islam bukan hanya simbol, tetapi juga Islam yang menjadi value yang membuat hidup kita ini bertumbuh maju dan memberi maslahat bagi orang banyak,” kata Haedar.