MUHAMMADIYAH.OR.ID, Yogyakarta – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi melantik Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) dan menetapkan Abdul Musawir Yahya sebagai Ketua Umum DPP IMM periode 2021-2023. Kegiatan pelantikan tersebut diselenggarakan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ahad (28/11).
Disampaikan Ketua Umum DPP IMM bahwasannya periode 2021-2023 ini IMM mengambil tema Inklusif berkemajuan. “Di mana makna dari kata inklusif secara harfiah adalah membuka diri atau mengikutsertakan kemudian inklusif kita bisa mengambil makna bahwa ada kolaborasi sebagaimana menjadi tema besar Muktamar 2016 di Makassar Islam berkemajuan artinya ada cita-cita besar bagi bangsa negara dan dunia untuk membangun peradaban manusia yang lebih bermartabat,” tutur Abdul.
Abdul melanjutkan bahwa memang masih menjadi pertanyaan apa yang menjadi penyebab utama hari ini negeri kita yang sudah berpuluh-puluh tahun berdiri tetapi sedikit ada stagnasi tidak berkemajuan?
Ia menuturkan jawaban hasil analisis teman-teman mahasiswa Indonesia bahwa adanya eksklusifitas gerakan atau golongan mahasiswa. “Pada hakikatnya banyak gerakan yang mementingkan golongan sendiri dan tidak hanya di IMM tetapi gerakan lainnya. Gerakan mahasiswa cenderung mengedepankan kelompok masing-masing. Inilah yang menjadikan keresahan kita bersama di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah hari ini mari kita berkolaborasi tidak ada musuh selain kapitalisme, kemiskinan, kemunduran yang menjadi musuh kita,” ajaknya.
Tidak hanya itu, Abdul mengatakan diambilnya tema Inklusif berkemajuan adalah karena melanjutkan tema periode sebelumnya yakni merayakan kebhinekaan.
“Muhammadiyah sejak awal sudah tegas menjelaskan bahwa kehadirannya hadir untuk membangun peradaban yang lebih baik namun sebagaimana ciri khas kemajuan yang dicanangkan pada Muktamar Muhammadiyah tahun 2016 juga harus menjadi karakteristik gerakan IMM di wilayah, cabang, dan komisariat dengan menjadikan berkemajuan sebagai komitmen gerakan,” jelasnya.
“Maka dalam mewujudkan gerakan inklusif berkemajuan tersebut DPP IMM memandang bahwa kader IMM harus terampil dalam memandang gerakan dan teknologi cara berpikir dengan tujuan kemanusiaan dan pola diaspora yang modern tepat sasaran memiliki goals yang terukur sehingga tidak usang di makan kemajuan zaman,” sambungnya.
Abdul juga menjelaskan ke depan DPP IMM akan menyusun lembaga-lembaga yang memberi kontribusi aktif yang tidak hanya pemikiran tapi gagasan nyata akan adanya ke depan lembaga-lembaga yang mengurus di ranah intelektual agar kemandirian lahir pemikiran-pemikiran yang mencerahkan.
Kemudian juga akan ada lembaga yang konsen terhadap politik. Ia melanjutkan akan ada orang-orang yang konsen membentuk dan melahirkan negarawan muda, pemimpin bangsa yang tidak hanya pandai berpolitik praktis atau pragmatis tetapi lebih jauh yakni politik yang bernilai dengan pikiran dan gagasan.
DPP IMM juga akan melengkapi lembaga yang telah disebutkan tadi dengan mendesain inkubator preneur. Sebuah wadah yang bertugas merangsang, merawat dan memusatkan bahwa kader IMM juga harus menjadi intelektual preneur. Seseorang yang menjalankan usahanya dengan misi sosial dengan pandangan kesejahteraan bersama dengan orientasi utama.
“Goalsnya DPP IMM memandang perlu bahwa kita harus konsen dengan ranah yang lebih nyata agar ke depan alumni-alumni IMM dapat mengisi wilayah ekskutif, legislatif dan yudikatif menjadi pengusaha, advokat, dokter-dokter muda semua sendi dan lini kehidupan menjadi kelompok yang mewarnai dan menjadi penentu sehingga bisa menerjemahkan Islam Rahmatan lil alamin,” terang Abdul.