MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANGKA BELITUNG– Dalam pembangunan maupun pengembangan amal usaha yang dimilikinya, Muhammadiyah tidak menuntut banyak ketika dibantu. Usaha pembangunan dan pengembagan yang dilakukan Muhammadiyah tidak ‘kosongan’.
Demikian disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir pada (16/9) di acara Peresmian Klinik PKU Muhammadiyah Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
“Kita sudah punya modal, jadi tidak kosongan. Dan kami tidak ingin bahwa kami dibantu total segalanya dari tanah, sampai bangunan, itu sebenarnya tidak bagus,” tegas Haedar.
Menurutnya, bantuan total seperti yang disampaikan tersebut tidak baik bagi cerminan organisasi masyarakat, sebab relasi yang dibangun oleh Muhammadiyah dengan pemerintah adalah sinergi. Disisi lain, ia meminta kepada pemangku kebijakan supaya tidak mempersulit atas yang dilakukan Muhammadiyah tersebut.
Pembangunan dan pengembangan yang dilakukan oleh Muhammadiyah tidak lain ingin terwujudnya kemajuan bagi bangsa Indonesia. Pandangan Islam Berkemajuan yang dimiliki oleh Muhammadiyah ingin mengantarkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju, disiplin, profesional, dan modern.
“Umat beragama lebih-lebih muslim sebagai mayoritas di sini harus di depan menjadi uswah hasanah dalam hal kemajuan, karena Islam ini membawa kita ke kemajuan,” imbuhnya.
Hal itu memiliki pijakan teologis yang kuat, melalui perintah pertama yang turun yakni tentang perintah membaca atau ‘iqra. Tradisi dan semangat membaca dalam Islam bukan hanya tekstual, namun lebih luas dari itu, yang kemudian outputnya adalah untuk membangun peradaban.
Perubahan ke arah yang lebih baik suatu masyarakat bergantung pada kemauannya, seperti yang disebutkan dalam QS. Ar Ra’d ayat 11. Menurut Haedar, kemauan kuat didukung dengan rasional-ilmiah, dan ruhaniah-spiritual akan menghantarkan kelompok masyarakat menjadi lebih baik dalam menatap masa depan dan menata peradaban.
“Dalam konteks masa depan, kita ini harus merancang masa depan, baik masa depan di dunia dan di akhirat yang semua saling berkorelasi,” sambungnya.
Haedar menegaskan, sebagai muslim tidak boleh anti terhadap kehidupan dunia, bahkan tugas sebagai muslim adalah memakmurkan dunia. Terhadap dunia tidak boleh anti, sebab dunia bagi muslim adalah ladang amal untuk bekal kehidupan abadi di akhirat.