MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Salah satu hal menarik yang menjadi pembahasan di social media ataupun masyarakat umum di era ini adalah tentang fenomena Generasi Z atau biasa disebut dengan Gen Z.
Mengutip dari sumber pencarian internet, definisi Gen Z merupakan generasi yang lahir pada rentang tahun 1997 hingga 2012. Artinya jika dihitung, Gen Z merupakan masyarakat yang berumur sekitar 13-28 tahun.
Fenomena tentang Gen Z itu viral di masyarakat akibat adanya karakteristik unik yang dimiliki oleh Gen Z. Selain itu Gen Z ini juga merupakan generasi selanjutnya yang akan menjadi penerus perkembangan bangsa. Hal tersebut diungkap oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji, Muhadjir Effendy pada forum Pengajian Ramadan 1446 H, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Selasa, (4/3).
Muhadjir menyampaikan supaya mendidik anak untuk memiliki kecerdasan mengatasi kesulitan, sebab itu sangat penting. Pasalnya, salah satu indikator kesuksesan dan keberhasilan seseorang dibentuk atas dasar keberanian menghadapi kesulitan, menyelesaikannya, dan kemudian menghadapi lagi berbagai kesulitan-kesulitan yang baru.
“Untuk merespon situasi tersebut, saya menyarankan bahwa anak-anak ini harus diberi rangsangan untuk menghadapi kesulitan. Orang yang IQ nya tinggi, intelijen nya bagus, kemudian emosionalnya juga bagus, tapi kalau tidak memiliki kecerdasan mengatasi kesulitan itu sangat berbahaya,” jelas Muhadjir.
Mengambil Inspirasi dari Kyai Dahlan
Satu hal yang juga menarik dan turut disorot oleh Muhadjir Effendy pada forum tersebut adalah tentang bagaimana ia menjadikan sosok Kiai Ahmad Dahlan sebagai inspirasi bagi semua generasi. Menurutnya, keberhasilan dan kokohnya Muhammadiyah hingga saat ini adalah karena kecerdasan sang pendiri.
“Menurut saya, Kiai Dahlan ini adalah salah satu tokoh yang memiliki kecerdasan mengatasi kesulitan yang sangat tinggi dan itu telah terbukti oleh sejarah. Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi sebelum kolonial tapi yang paling leading hingga sekarang,” ungkapnya.
“Muhammadiyah masih berdiri dan memimpin hingga sekarang adalah berkat dari kecerdasan pendirinya, para pemimpin dan warganya. Itulah yang kita sebut bahwa kita ini sebetulnya perlu meningkatkan kemampuan berkeunggulan dan wasathiyah kita adalah wasathiyah yang berkeunggulan,” tegas Muhadjir.
Dalam konteks Gen Z, tentu inspirasi dan keteladanan Kiai Ahmad Dahlan dan para tokoh Muhammadiyah terdahulu dapat dijadikan inspirasi dan motivasi bagi generasi penerus Muhammadiyah di semua generasi.
Muhadjir juga turut menyebut bahwa peranan sekolah-sekolah dalam merumuskan kurikulum sangatlah penting dimana hal tersebut dapat menjadi penentu dalam kompetisi masa depan untuk misi-misi Indonesia.
“Memang benar Gen Z ini yang menentukan masa depan kita. Maka untuk itu, Muhammadiyah harus betul-betul menyadari bahwa sekolah-sekolah itu menjadi penentu dalam kompetisi masa depan untuk misi indonesia,” tutupnya. (bhisma)