MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah M. Nurul Yamin menerangkan potret sosial bangsa digambarkan secara gamblang dalam Al-Quran melalui surah Al-Maun.
“Di situ tidak hanya menceritakan tentang orang miskin, tapi surah itu menjadi landasan gerakan Muhammadiyah mencerminkan potret sosial,” kata Yamin dalam Sinau Bareng Kiai Kanjeng bertajuk Daulangan Pangan Untuk Kemanusiaan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Selasa (25/2).
Menurut Yamin, Surah Al-Ma’un itu terjadi satu fenomena kesenjangan sosial. Padahal surah Al-Ma’un tadi mengancam bahwa persoalan pangan bukan hanya persoalan kemanusiaan, persoalan pangan bukan hanya persoalan kebangsaan, tetapi bagi kita sebagai umat Islam, persoalan pangan adalah persoalan kerisalahan. Sehingga kalau kita bicara pangan, kita berbicara tentang agama kita.
Ia melanjutkan, Muhammadiyah melakukan pengorganisasian masyarakat petani agar memiliki kelembagaan yang kuat dimulai dengan pembentukan kelompok tani dan kelompok nelayan.
“Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) yang bersifat inklusif siapapun juga yang merasa dirinya peduli pada petani dan pertanian Indonesia, inilah langkah gerakan dakwah melalui pertanian. Muhammadiyah juga mencoba Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JALAMU) yang juga bersifat inklusif untuk nelayan dan masyarakat pesisir,” ujar Yamin.
Sementara itu, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah menerangkan bahwa 1 di antara 10 isu strategis adalah kedaulatan pangan untuk pemerataan ekonomi.
“3 hal yg dilakukan ‘Aisyiyah. Menggalakkan program GLHA (Gerakan Lumbung Hidup ‘Aisyiyah). Itu adalah pemanfaatan lahan sempit rumah tangga untuk penanaman tanaman sayur dan buah,” tutur Salmah.
Kedua adalah bagian produksi. Hasil produksi kita olah sehingga menghasilkan pangan yang bergizi.
“Nah, yang ketiga kita melakukan edukasi untuk seluruh perempuan tentang pengelolaan sampah. Karena dari pangan ini, dikhawatirkan sampah akan meningkat,” imbuhnya
Terakhir, Ketua Majelis Hukum dan HAM (MHH) PP Muhammadiyah Trisno Raharjo menyampaikan harapannya perihal isu petani. “Mudah-mudahkan tidak berkembang kriminalisasi bagi petani yang sungguh-sungguh ingin mengembangkan produk-produknya,” ujarnya. (Adit)