MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mengukuhkan tiga guru besar baru dalam Sidang Terbuka Senat Universitas pada Sabtu (22/02). Menariknya, ketiga akademisi yang meraih jabatan tertinggi dalam dunia akademik ini adalah perempuan.
Guru besar pertama, Prof. Laela Hayu Nurani, dikukuhkan dalam bidang Farmakognosi, Fitokimia, dan Fitoterapi. Dalam pidatonya, ia menyoroti penelitian tanaman obat seperti jahe dan pasak bumi yang memiliki potensi besar dalam dunia kesehatan.
“Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah, semua pencapaian ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Karena itu, terima kasih,” ujarnya di akhir pidato.
Selanjutnya, Prof. Sumaryati dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Filsafat Moral dan Etika. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa ilmu pengetahuan harus membawa manfaat bagi kemanusiaan dan mengangkat martabat manusia.
“Di sinilah peran penting etika dan moral dalam kehidupan,” ungkapnya. Ia pun menutup pidatonya dengan harapan, “Semoga pidato ini membawa berkah dan menghasilkan rahmat untuk semua,”
Sementara itu, Prof. Raden Sitti Nur Djannah dikukuhkan dalam bidang Promosi Kesehatan Remaja dan Perubahan Perilaku. Ia memaparkan empat tantangan utama kesehatan remaja, yaitu masalah fisik seperti obesitas, mental seperti kecemasan dan depresi, sosial seperti perundungan dan perilaku seks tidak aman, serta lingkungan seperti polusi dan sanitasi yang buruk.
“Untuk mencapai tujuan kesehatan remaja, dibutuhkan masukan dari akademisi dan penelitian yang memadai,” ujarnya. Di akhir pidatonya, ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada orang tua yang selalu memberikan suri teladan.
Ketua Senat UAD, Prof. Dwi Sulisworo, mengungkapkan kebanggaannya atas bertambahnya jumlah guru besar di UAD yang kini mencapai 51 orang.
“Alhamdulillah, ini menjadi berkah sekaligus tambahan tanggung jawab agar UAD ke depan bisa lebih berkontribusi kepada masyarakat dan ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa ketiga guru besar ini tidak akan pernah kendor dalam berkontribusi bagi masyarakat dan pengembangan ilmu. Hal tersebut lantaran ketiga perempuan hebat ini memiliki ketekunan, kedisiplinan, dan keuletan yang menjadi teladan bagi generasi muda.
“Mereka harus menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama generasi muda,” katanya.