MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Kepekaan sosial yang dimiliki oleh Kiai Ahmad Dahlan untuk membangun pranata sosial yang lebih baik tidak semata dilandasi rasa kemanusiaan semata.
Hal itu disingkap oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Busyro Muqoddas pada Sabtu (27/7) dalam Kajian Ba’da Subuh di Masjid Gedhe Kampung Kauman, Kota Yogyakarta.
Busyro mengungkap, bahwa Kiai Dahlan juga dikenal sebagai muslim yang taat – tidak hanya dalam menjalankan ibadah rawatib, tapi juga ibadah sunnah khususnya Salat Tahajud.
“Kiai Haji Ahmad Dahlan itu ahli ibadah, sampe qiyamul lail, lalu dilakukan secara tekun,” kata Busyro.
Selain itu, kepekaan itu juga dibangun di atas dasar keilmuan yang kokoh. Sebagaimana diketahui, Kiai Dahlan adalah sosok yang gemar belajar, tidak hanya di kiai-kiai lokal, tapi juga menuntut ilmu sampai ke Mekkah.
“Jadi antara aktivitas beribadah sampai qiyamul lail, sampai mencari ilmu itu, kemudian diwujudkan dalam amalan-amalan salih, amalan yang sejalan dengan Al Qur’an dan Sunnah,” ungkapnya.
Antara ibadah khusus dan keilmuan yang kokoh diintegrasikan, sehingga melahirkan gerakan amal salih konkrit yang langsung dirasakan manfaatnya oleh umat, khususnya kelompok dhuafa’, mustadh’afin, fakir dan miskin.
Jejak kebajikan yang diletakkan dasarnya oleh Kiai Ahmad Dahlan dapat dirasakan sampai sekarang, berupa institusi pendidikan dari taman kanak-kanak, sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.
Selain memberikan pelayanan di bidang pendidikan, jejak Kiai Dahlan juga dapat ditemukan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang kesehatan, ekonomi, sampai dengan sosial yang sampai sekarang masih eksis dan terus berkembang.
Amal kebajikan yang dilakukan oleh Kiai Dahlan, kata Busyro, menjadi role model bagi warga Muhammadiyah untuk menghadapi tantangan dan persoalan di masa sekarang, dan mendatang.
Menurut Busyro, ketika warga Muhammadiyah mampu membangun relasi yang baik dengan Tuhan dan manusia, maka segala persoalan yang dihadapi warga Muhammadiyah tidak perlu berkecil hati atau takut.