MUHAMMADIYAH.OR.ID, PONOROGO – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syafiq Mughni ungkap pentingnya akhlak sebagai pendamping ilmu pengetahuan untuk memajukan peradaban.
Di hadapan jemaah Pengajian Ahad Pagi Al Manar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Syafiq mengajak jemaah untuk flashback ke masa lalu, ketika di desa-desa tidak begitu banyak orang berpendidikan tinggi, tapi akhlaknya baik.
Akhlak dijadikan tumpuan oleh masyarakat dulu sebagai nilai moral, sehingga relasi sosial terjalin dengan baik. Keahlian yang dimiliki digunakan untuk berbuat baik, orangnya jujur, mereka tidak terpikir untuk menipu maupun mencuri barang orang lain.
“Tetapi dengan ilmu pengetahuan yang maju, karena akhlaknya hancur maka ilmu itu digunakan untuk melakukan penipuan,” kata Syafiq Mughni tentang realitas yang dihadapi oleh kehidupan saat ini.
Bahaya lain jika ilmu pengetahuan maju tanpa didampingi akhlak baik adalah hilangnya fungsi dari ilmu itu sendiri, sampai dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan hanya untuk kepentingan pribadi dengan cara mengabaikan kepentingan masyarakat banyak.
“Ilmunya tinggi tetapi tidak ada akhlak, maka justru masyarakat menjadi hancur lebur,” katanya.
Akan tetapi saat ini terjadi ironi, untuk negara seperti Indonesia sebagai negara religius, tapi tingkat kejujurannya masih relatif rendah sebagaimana temuan riset yang dilakukan oleh Civic Honesty Around the Globe.
Namun untuk masyarakat di negara-negara Skandinavia, yang notabene masyarakatnya kurang beragama tapi mereka memiliki angka kejujuran yang tinggi dalam riset yang sama oleh Civis Honesty Around the Globe.
“Ini berarti ada sesuatu yang salah, mungkin kita salah memahami ajaran agama, atau mungkin kita tidak serius menjalani ajaran-ajaran Islam itu. Oleh karena itu sekarang kita bahwa kita ingin kembali pada Islam yang membawa kemajuan itu,” ajak Syafiq.