MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Madrasah Mu’allimat pada 2024 ini usianya sudah mencapai 106 tahun, pasalnya institusi pendidikan ini telah didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan sejak 1918 dengan nama Al Qismul Arqa.
Di usianya yang lebih dari satu abad ini Madrasah Mu’allimaat, termasuk Mu’allimin oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Saad Ibrahim tidak boleh berhenti membangun dan berkembang, tidak hanya secara fisik tapi harus menyeluruh.
Tidak tanggung-tanggung, Kiai Saad juga berharap Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat juga didirikan di seluruh penjuru tanah air, sampai dengan berdiri di luar negeri. Oleh karena itu, Kiai Saad meminta untuk memperkuat branding kedua madrasah ini.
Sistem pendidikan yang dibangun di Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat Muhammadiyah menurutnya perlu untuk dibagikan ke berbagai wilayah, daerah, dan sampai luar negeri untuk diadopsi dan menyamakan sistem pendidikannya.
Sementara itu, terkait dengan kekhawatiran jika nanti Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat berdiri di luar Yogyakarta akan berdampak pada menurunnya siswa di pusat, menurut Kiai Saad kekhawatiran itu tidak perlu dibesar-besarkan.
“Saya sampaikan penduduk Indonesia ini 200 juta lebih, jadi mestinya tidak akan pernah kekurangan,” kata Kiai Saad pada (18/5) dalam Pelepasan Peserta Didik Kelas 6 Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah di Sportorium UMY, Bantul.
Terkait dengan renungan untuk mendirikan sistem pendidikan integratif yang dimiliki Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat Muhammadiyah di luar negeri, Kiai Saad meminta untuk percaya diri, sebab menurut Robert W. Hefner sistem pendidikan di Muhammadiyah ini merupakan sistem pendidikan Islam terbaik di dunia.
Sistem pendidikan Islam integratif ini telah dilakukan oleh Kiai Ahmad Dahlan sebelum mendirikan Muhammadiyah, tepatnya pada 1911 ketika mendirikan madrasah di ruang tamu rumahnya. Di situ Kiai Dahlan tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tapi juga ilmu umum.
Melihat sejarah itu, Kiai Saad meyakini bahwa khittah pendidikan yang dimiliki oleh Kiai Dahlan sejak awal adalah terintegrasi antara ilmu agama dan umum. Oleh karena itu, lembaga pendidikan Muhammadiyah percaya diri sebab tidak kalah dari yang lain.