Pelaksanaan ibadah haji memerlukan kekhusyukan dan ketundukan sepenuhnya kepada Allah SWT. Untuk menjaga kemurnian ibadah ini, penting bagi jamaah haji menghindari tiga perbuatan yang dapat merusak bahkan membatalkan ibadah haji, yakni Rafats, Fusuq, dan Jidal. Selain melaksanakan rangkaian manasik haji, jamaah dianjurkan mengisi waktu luang dengan melakukan amal saleh sebanyak mungkin.
Rafats, yang mencakup hubungan suami istri dan ucapan atau tindakan yang menimbulkan syahwat, harus dihindari agar ibadah tetap khusyuk. Fusuq atau kemaksiatan seperti mencela, mencukur rambut, memotong kuku, dan menangkap binatang buruan juga harus dijauhi. Demikian pula dengan Jidal, yaitu bertengkar atau berbantahan yang menimbulkan kemarahan.
Untuk menghindari perbuatan tersebut, jamaah dapat mengisi waktu dengan berzikir dan membaca Al-Qur’an. Aktivitas ini tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menjauhkan lidah dari perilaku negatif seperti gunjing, bohong, dan bertengkar. Jamaah juga dianjurkan untuk membuat program menghafal Al-Qur’an. Bagi yang belum hafal juz amma, ini bisa menjadi target yang baik. Sementara bagi yang sudah hafal, menghafal juz 29 atau surah-surah pilihan seperti Surah al-Kahfi, Surah Yasin, Surah al-Sajdah, dan Surah al-Insan bisa menjadi pilihan yang berfaedah.
Menghafal Al-Qur’an selama haji memberikan kenangan indah. Setiap kali mengulang hafalan setelah pulang, kenangan saat menghafal di Makkah dan Madinah akan selalu teringat, memperkaya rohani dan menambah berkah. Bagi yang merasa berat menghafal Al-Qur’an, mempelajari tafsir juga bisa menjadi pilihan. Membawa kitab tafsir seperti Tafsir Buya Hamka untuk juz amma atau surah tertentu dan mempelajarinya dengan tekun selama di Makkah dan Madinah akan memberikan kesan seolah-olah belajar langsung dengan Buya Hamka.
Selain berdoa, berzikir, membaca, menghafal, dan mempelajari tafsir Al-Qur’an, jamaah juga dianjurkan untuk memperbanyak amal sosial. Membantu sesama jamaah, bersedekah, dan melakukan kebaikan lainnya selama di Makkah dan Madinah akan mendatangkan pahala berlipat ganda dari Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah haji sehingga mencapai haji mabrur.
Kendati orang lain mungkin tidak melihat aktivitas amal saleh seseorang selama haji, Allah SWT pasti mengetahui dan melihat setiap perbuatan baik yang dilakukan. Dengan menjaga diri dari Rafats, Fusuq, dan Jidal, serta mengisi waktu dengan amal saleh, jamaah haji dapat menjalankan ibadah dengan penuh khusyuk dan mendekatkan diri kepada Allah, meraih keberkahan dan kenangan indah yang tak terlupakan.
Referensi:
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Tafsir At-Tanwir, jilid II, hlm. 173.