MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan, isu perubahan iklim dan energi terbarukan menjadi agenda gerakan Muhammadiyah.
Hal itu disampaikan Abdul Mu’ti pada Senin (6/7) di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta dalam acara peluncuran Program 1.000 Cahaya yang dilakukan oleh Majelis Lingkungan Hidup (MLH) dan didukung Lazismu PP Muhammadiyah.
“Keputusan Muktamar Muhammadiyah tentang perubahan iklim sebetulnya telah dikaji sejak Muktamar Muhammadiyah di Makassar. Kepedulian Muhammadiyah atas isu itu tidak berhenti pada perubahan iklim saja melainkan tentang energi yang terbarukan,” tegas Abdul Mu’ti.
Gerakan penyelamatan lingkungan, kata Mu’ti, harus didukung oleh banyak pihak, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Hematnya, saat ini dunia sedang berada pada situasi mendidih akibat dari pemanasan global.
Dia melihat, dampak serius perubahan iklim bukan sekadar krisis energi dan pangan, tetapi juga krisis politik yang mengubah politik kawasan atau geopolitik yang tentu saja berdampak pada Indonesia.
Di Indonesia, perubahan iklim menurut Abdul Mu’ti berdampak pada peningkatan permukaan air laut, sehingga daratan yang semula luas akan menyempit. Hal itu jika dibiarkan, menurut para ahli diperkirakan akan mengubah peta dunia.
“Mengapa peta dunia selalu ada perubahan setiap tahunnya, saya mengerti sekarang bahwa bisa jadi dari tahun ke tahun perubahan iklim menjadi salah satu faktor yang tidak hanya disebabkan oleh alam itu sendiri tapi juga termasuk politik,” ungkapnya.
Perubahan alam yang berdampak pada kerusakan, imbuhnya, lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal lebih-lebih ulah tangan manusia seperti maraknya industrialisasi di segala lini yang sulit dikontrol.
Oleh karena itu, fokus gerakan Muhammadiyah tidak hanya pada sisi penyelamatan lingkungan, tapi juga pada isu energi terbarukan. Maka dia mendorong kesadaran ini supaya diterapkan oleh setiap institusi di Persyarikatan Muhammadiyah.
“Tadi disebutkan ada ide sedekah energi, maka agenda besar Muhammadiyah secara bersama-sama bisa diupayakan agar energi terbarukan bisa dikembangkan dan dimanfaatkan,” katanya.
“Dari sisi ketersediaan matahari bisa menjadi sumber energi yang terbarukan. Masjid dan kantor Muhammadiyah sudah menggunakan energi tenaga surya dan akan diteruskan ke amal usaha yang lain,” jelas Abdul Mu’ti memberikan penguatan.
Isu strategis ini sudah diaktualisasikan menjadi gerakan nyata oleh Muhammadiyah diantaranya dengan hadirnya Green School sudah sejak dahulu dicanangkan di lingkungan amal usaha Muhammadiyah.
Tidak sebatas tanam pohon, lebih jauh lagi dengan gerakan alternatif lain yang bisa memicu perubahan perilaku untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan aktivitas yang ramah lingkungan.