MUHAMMADIYAH.OR.ID, LAMONGAN – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kiai Saad Ibrahim ingatkan, persaudaraan umat tidak hanya dijalin oleh dari yang masih hidup, tapi juga yang sudah meninggal, dan yang akan lahir.
Bentuk persaudaraan Islam terhadap yang sudah meninggal, kata Kiai Saad, yang hidup berkewajiban untuk mendoakan – memintakan maaf dan lain sebagainya. Meskipun kewajiban itu juga berlaku bagi saudara yang masih hidup.
“Ukhuwah Islamiyah yang ammah (umum) itu, yaitu ukhuwah yang meliputi seluruh kaum muslim, di seluruh permukaan bumi ini, dari yang dahulu sampai yang sekarang. Termasuk juga baik yang masih hidup, maupun yang sudah wafat, maupun yang akan hidup,” kata Kiai Saad.
Dalam Kajian Rutin Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan pada Sabtu (11/5) di Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) ini, Kiai Saad mengingatkan, persaudaraan harus dijaga dan saling menyayangi sesama.
Persaudaraan Islam, tuturnya, merupakan ikatan yang dilandasi oleh keimanan yang sama. Oleh karena itu, secara sederhana persaudaraan Islam dapat dibagi menjadi dua yaitu yang umum seperti yang disebutkan di atas, dan secara khusus.
Persaudaraan Islam secara khusus bisa sesuai batas masa seperti hubungan sahabat Nabi Muhammad, tabi’in, dan kelompok-kelompok selanjutnya. Saad mencontohkan persaudaraan Islam khusus itu seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menyambung persaudaraan antara muhajirin dan anshar.
Kiai Saad juga menjelaskan, artinya persaudaraan Islam itu dapat dijalin dari segi sektoral dan komunal. Dalam pembagian ini, posisi Muhammadiyah menurutnya berada pada segi persaudaraan Islam sektoral.
Namun demikian, bukan berarti Muhammadiyah tidak bersaudara dengan jemaah dari organisasi Islam lain seperti Nahdlatul Ulama’ (NU). Persaudaraan Islam lintas organisasi ini katanya adalah persaudaraan Islam dari segi komunal.
“Ada persaudaraan yang bersifat komunal. Orang-orang Nahdlatul Ulama itu juga bagian dari Ukhuwah Al Islamiyah yang bersifat komunal itu, dan sekali lagi tetap menjadi saudara kita,” tutur Kiai Saad.
Kiai Saad juga menekankan pentingnya sikap saling tolong-menolong antar sesama. Muhammadiyah merealisasikan ajaran luhur ini dengan mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di berbagai bidang yang bermanfaat bagi semua.