Senin, 21 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Abdul Kahar Muzakkir Tentang Gagasan Pendidikan, Diplomasi, dan Perumus Pancasila

by aanardianto
1 tahun ago
in Artikel
Reading Time: 4 mins read
A A
Abdul Kahar Muzakkir Tentang Gagasan Pendidikan, Diplomasi, dan Perumus Pancasila

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Busyro Muqoddas pada Senin (27/5) ketika kultum Bakda Salat Duhur di Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta berpesan supaya tidak melupakan peran-peran besar yang dilakukan oleh pendahulu, khususnya tokoh Muhammadiyah yang telah berkorban banyak untuk negara dan bangsa Indonesia. Busyro waktu itu menyebut nama yang jarang terdengar ketika Hari Kelahiran Pancasila – padahal tokoh itu merupakan salah satu aktor yang membidani lahirnya Pancasila, tokoh itu adalah Abdul Kahar Muzakkir.

Tokoh Muhammadiyah kelahiran 16 September 1907 di Kota Yogyakarta ini dalam penuturan Busyro adalah sosok yang sederhana, namun kaya spiritualitasnya. Ketika menjadi Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Pak Kahar (sapaan akrab Abdul Kahar Muzakkir) seringkali naik andong dari rumahnya sampai kampus yang berada di Jl. Cik Ditiro, Kota Yogyakarta. Kesederhanaan ini merupakan warisan tokoh Muhammadiyah yang perlu ditradisikan oleh kader-kader Persyarikatan Muhammadiyah. 

Dalam Ensiklopedia Muhammadiyah 2.0 yang diterbitkan Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah (2022) disebutkan bahwa Pak Kahar membentuk Panitia Perencana Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Panitia itu terdiri Mr. Suwandi, Dr. Ahmad Ramali, KH. Mas Mansur, KH. Wahid Hasyim, KH, Farid Ma’ruf, KH. Fathurrahman Kafrawi, dan Kartosudarmo. Perhatian Pak Kahar dalam dunia pendidikan diwujudkan dengan mendirikan STI bersama tujuh tokoh itu, STI berhasil dibuka pada 8 Juli 1945 di Gedung Kantor Imigrasi Pusat, Gondangdia, Jakarta. STI ini menjadi cikal bakal Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta.

Selain itu, Pak Kahar juga menjadi pelopor pendirian Akademi Tabligh Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1958. Akademi ini kemudian bertransformasi menjadi FIAD Muhammadiyah, dan akhirnya menjadi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selanjutnya ketika menjabat sebagai Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah yang merupakan institusi pendidikan integrasi dengan Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah (lembaga pendidikan khusus perempuan), Pak Kahar menggagas pendidikan tinggi khusus perempuan. Munculnya gagasan itu berawal dari Muktamar ‘Aisyiyah 1962, pada Muktamar tersebut Pak Kahar menyampaikan enam argumentasi untuk berdirinya pendidikan tinggi khusus perempuan (M. Joko Susilo & Junanah, 2021).

MateriTerkait

Belum Aqiqah, Apakah Anak Sudah Diakui dalam Syariat?

Viral S-Line di TikTok, Allah Murka bagi Mereka yang Berbangga dengan Dosa

Apakah Uang Hasil Monetisasi Konten Digital itu Halal?

Dirujuk dari sumber yang sama, perhatian Pak Kahar tidak hanya diwujudkan dalam institusi pendidikan formal – perguruan tinggi, tapi juga pada 1939 Pak Kahar menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang diundang ke Jepang untuk menghadiri Konferensi Kebudayaan Islam atau Kaikiyo Seinen Taishintai. Konferensi ini melahirkan Barisan Hizbullah sebagai organisasi sayap dari Masyumi. Pak Kahar turut menginisiasi Pendidikan dan Latihan  Barisan Hizbullah yang dilaksanakan pada 28 Februari 1945 di Cibarusa, Bogor. Sebelum itu, Pak Kahar ketika Revolusi Kemerdekaan Indonesia, Pak Kahar juga membidani pendidikan khusus di bidang pembinaan mental pada Angkatan Perang Sabil (APS). 

Pak Kahar juga menginisiasi perintisan Ma’had Islamy yaitu yayasan pesantren yang didirikan untuk mengajarkan Agama Islam dan akhlak merujuk kitab-kitab salaf. Termasuk pendidikan informal lain seperti pendidikan politik selama menempuh pendidikan di Timur Tengah pada rentang waktu 1925 sampai 1936, selama masa studi tersebut Pak Kahar aktif bersama tokoh-tokoh intelektual lain memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, termasuk kemerdekaan Palestina dengan prinsip dasar menghapuskan penjajahan di atas muka bumi.

Pak Kahar Sang Diplomat

Mu’arif dalam Suara Muhammadiyah (2023) menyebut Pak Kahar ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Darul Ulum Mesir bergabung dengan gerakan yang dipimpin oleh Muhammad Amin Al Husaini untuk menghentikan imigrasi yang dilakukan oleh Orang Yahudi ke Palestina pasca keputusan politik luar negeri Inggris Raya pada 2 November 1917. Kemampuan berbahasa asing seperti Bahasa Arab, Inggris, Belanda, Jerman, Hebrew, dan Suryani memudahkan Pak Kahar dalam berdiplomasi.

Sebagai respon, umat Islam pun kemudian menggelar Kongres Islam Dunia di Yerusalem pada Desember 1931. Dihadiri 130 delegasi dari 22 negara muslim di dunia, kongres merupakan perintah dari Mufti Agung Yerusalem, Muhammad Amin al-Husaini dan pemimpin Komite Kekhalifahan India, Maulana Shaukat Ali. Pak Kahar muda waktu itu diminta datang karena selama menjadi mahasiswa Al-Azhar pada 1925, dirinya memiliki popularitas yang besar di dunia Islam karena keaktifannya menyuarakan semangat anti penjajahan dan upaya kemerdekaan bagi Indonesia dan Malaysia di berbagai surat kabar Mesir seperti al-Ahram, al-Balagh, dan al-Hayat. Saat usia 24 tahun kemudian Pak Kahar menjadi ketua perwakilan umat Islam dari Asia Tenggara. 

Pak Kahar juga pernah menjabat sebagai Ketua Muktamar Alam Islam Cabang Hindia-Timur menggantikan KH. Mas Mansur. Muktamar Alam Islam merupakan forum penting yang memiliki berbagai tujuan strategis untuk kepentingan umat Islam di seluruh dunia. Dari memperkuat solidaritas dan pendidikan, mengadvokasi kemerdekaan dan keadilan, hingga mempromosikan perdamaian dan hak asasi manusia, muktamar ini berperan vital dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh umat Islam.

Perumus Dasar Negara Pancasila 

Abdul Kahar Muzakkir, Anggota Pengurus Besar Muhammadiyah periode 1946-1973 juga Panitia Sembilan yang bertugas untuk merumuskan dasar negara sebagai pijakan negara merdeka, merupakan sosok aktivis dan diplomat ulung. Kepiawaiannya tidak hanya diakui di Indonesia – ketika ikut menjadi penentu dalam perumusan Pancasila, tapi juga kiprahnya di dunia internasional – seperti usaha dalam memerdekakan Palestina dan menghapus penjajahan di atas dunia. 

Ketika menjadi anggota Panitia Sembilan, sebagai seorang akademisi dan pemimpin Muhammadiyah, Abdul Kahar Muzakir memberikan pandangan-pandangan intelektual yang mendukung pengembangan konsep Pancasila. Ia berusaha memastikan bahwa dasar negara Indonesia mencerminkan nilai-nilai moral dan agama yang kuat, sekaligus mampu mengakomodasi keragaman budaya dan agama di Indonesia.

Menjelang Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Abdul Kahar Muzakkir bersama Panitia Sembilan berhasil merumuskan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar atau Preambule UUD 1945. Panitia Sembilan ini dibentuk setelah Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mengalami kebutuhan dalam perdebatan tentang dasar negara Indonesia yang baru merdeka ini. 

Sebagaimana diketahui dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara berjalan begitu alot yang melibatkan kelompok nasionalis dan agamis. Kunci dari disepakatinya sila-sila yang ada di Pancasila saat itu ada di tangan Ki Bagus Hadikusumo anggota BPUPKI yang juga Ketua Muhammadiyah. Ki Bagus saat itu masih keukeuh dengan sila pertama sesuai dengan rumusan Piagam Jakarta “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” berubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Meski Pak Kahar gagal membujuk Ki Bagus, namun Ki Bagus luluh ketika dibujuk oleh Mr. Kasman Singodimedjo yang juga kader Muhammadiyah. Namun peran Pak Kahar dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumbangan atau wakaf tokoh Muhammadiyah supaya Indonesia menjadi negara yang dibangun atas dasar ke-Tuhanan, adil, sejahtera, bermartabat, dan inklusif terhadap semua golongan.

Tags: Diplomasiheadlinekahar muzakkirmuhammadiyahpancasila
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Persiapan Menjadi Penyembelih Hewan Qurban

Next Post

Haedar Minta 172 Kampus Muhammadiyah Perkuat Koordinasi dan Maksimalkan Potensi

Baca Juga

Belum Aqiqah, Apakah Anak Sudah Diakui dalam Syariat?
Artikel

Belum Aqiqah, Apakah Anak Sudah Diakui dalam Syariat?

20/07/2025
Menjadi Pemuda yang Berdampak seperti Ashabul Kahfi
Berita

Menjadi Pemuda yang Berdampak seperti Ashabul Kahfi

19/07/2025
Cara Seorang Anak Menghormati Walid
Berita

Membangun Kurikulum Pendidikan Keluarga Islami untuk Generasi Z

18/07/2025
Journal Camp UAD: Cetak Calon Guru Besar Unggul dan Produktif
Berita

Journal Camp UAD: Cetak Calon Guru Besar Unggul dan Produktif

18/07/2025
Next Post
Haedar Minta 172 Kampus Muhammadiyah Perkuat Koordinasi dan Maksimalkan Potensi

Haedar Minta 172 Kampus Muhammadiyah Perkuat Koordinasi dan Maksimalkan Potensi

Rahasia Kunci Ka’bah, Dari Sejarah Hingga Para Juru Kunci

Rahasia Kunci Ka’bah, Dari Sejarah Hingga Para Juru Kunci

Ulama Perempuan Serambi Mekah Pelajari Penerapan Kurikulum Lingkungan ke Muhammadiyah

Ulama Perempuan Serambi Mekah Pelajari Penerapan Kurikulum Lingkungan ke Muhammadiyah

BERITA POPULER

  • Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Sakit Muhammadiyah Berkembang Pesat, Haedar Nashir: Itu Kita Bangun Di Atas Sistem Profesional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahasiswa Kristen, Laura Amandasari: Kampus Muhammadiyah Rumah Kedua Saya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Cara Mudah Mengakses Kalender Hijriah Global Tunggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Universitas Muhammadiyah Papua Barat Resmi Berdiri, Irwan Akib: Muhammadiyah Hadir untuk Semua Anak Bangsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Khutbah Jumat: Pentingnya Membiasakan Ibadah kepada Anak Sejak Dini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Hadirkan Makan Bergizi: Wujud Nyata Pengabdian untuk Bangsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Uang Hasil Monetisasi Konten Digital itu Halal?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tak Hanya Unggul Jumlah, Rumah Sakit Muhammadiyah Harus Jadi Pusat Layanan Kesehatan Berkualitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.