MUHAMMADIYAH.OR.ID, CIREBON – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Saad Ibrahim mengatakan Muhammadiyah sudah lebih dari 100 tahun beramar makruf nahi mungkar berdasarkan prinsip, kepribadian, dan khittahnya.
“Telah tersebar amal nyata Muhammadiyah untuk kemajuan umat dan bangsa tanpa banyak bicara,” ujar Saad Pembinaan Dosen dan Tendik Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) pada Senin (25/3).
Menurut Saad, di tangan KH. Ahmad Dahlan, surat Al-Maun menjadi kompas gerakan Muhammadiyah yang tidak henti-hentinya menjadi arah mata angin dan petunjuk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ratusan sekolah dari taman kanak-kanak sampai universitas telah dibangun oleh gerakan Muhammadiyah, tidak hanya di Jawa bahkan dari ujung barat sampai timur Indonesia, bahkan di Malaysia dan Australia.
Dalam berbagai bidang, Amal Usaha Muhammadiyah memiliki kedudukan strategis, mengandung makna bahwa melalui amal usaha ini, Muhammadiyah aktif terlibat dalam membimbing masyarakat menuju perbaikan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.
“Melalui sinergi elemen-elemen ini, Amal Usaha Muhammadiyah menjadi tulang punggung dalam membentuk masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai Islam sejati,” tutur Saad.
Selain itu, tidak bisa dihindari, bahwa manajemen keuangan dan aset Muhammadiyah itu terbaik karena memiliki empat prinsip utama yaitu efisiensi, resiliensi, sustainability, dan digitalisasi. Empat prinsip tersebut tidak hanya berlaku di pusat, tetapi juga diterapkan di tingkatan Wilayah hingga Ranting Muhammadiyah.
“Muhammadiyah memberikan kontribusi besar dalam rangka melaksanakan tugas konstitusi Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutup Saad.