Sabtu, 5 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Refleksi Isra’ Mi’raj Untuk Hidup Berkemajuan

by timredaksi
1 tahun ago
in Artikel
Reading Time: 5 mins read
A A

Dalam ayat pertama surat Al-Isra’, Allah –subhanahu wa ta’ala– berfirman, “Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad -shallallahu ‘alayhi wa sallam-) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.

Kata isra’ merupakan kata asal (mashdar) dari kata kerja asraa-yusrii yang berakar dari kata saara-yasiiru yang berarti berjalan. Dari kata ini pula berasal kata siirah yang berarti biografi, karena memuat tentang riwayat perjalanan hidup seseorang, dan juga kata sayyaarah yang bermakna sekelompok orang yang sedang berjalan, seperti dalam surat Yusuf atau di era modern diartikan sebagai mobil, alat untuk berjalan.

Adapun kata mi’raaj, dari kata ‘araja-ya’ruju yang bermakna naik. Selain bermakna naik, ‘araja juga bermakna singgah, bentuk lainnya adalah kata a’raaj yang bermakna pincang. Kata lain serupa yang ditemukan dalam Al-Quran adalah ‘urjuun yang bermakna tandan, atau ma’arij yang bermakna tempat-tempat yang tinggi.

Jika memperhatikan dalam konteks kisah Isra’ Mi’raj, yaitu ketika Nabi Muhammad –shallallahu ‘alayhi wa sallam– sedang mengalami masa-masa berat ketika ‘Amul Huzni, atau tahun kesedihan dimana paman Sang Nabi, Abu Thalib dan istri Sang Nabi, Khadijah telah wafat. Kedua orang ini adalah sosok yang berperan dalam melindungi dan mendukung dakwah di masa-masa awal turunnya risalah pencerahan itu. Peristiwa ini terjadi sekira tahun kesepuluh setelah wahyu pertama turun.

MateriTerkait

Khutbah Jumat: Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Adalah Maqasid Syariah

Undangan Terbuka untuk Kader Muhammadiyah: Mari Menulis Tafsir At-Tanwir

Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

Ditambah lagi sebelum kejadian itu terjadi pemboikotan secara sosial-ekonomi oleh kaum Quraisy di Makkah kepada para sahabat yang memilih jalan hidup sebagai umat Islam generasi pertama. Kejadian ini terjadi pada tahun ketujuh setelah kenabian, dan berlanjut selama tiga tahun hingga ‘Amul Huzni.

Sehingga kondisi masa-masa itu bukanlah kondisi yang tenang dan tentram serta serba berkecukupan. Sebaliknya, masa-masa itu adalah kondisi sulit yang mencekik. Kesedihan dan kesedihan, derita dan nestapa menggelayut di kalangan umat Islam masa itu.

Maka untuk menghibur Sang Rasul, Allah memperjalankannya untuk “piknik” dalam satu malam pada dua destinasi yang tidak biasa. Dari al-Masjid al-Haram tanah suci Makkah al-Mukarramah dimana Sang Rasul lahir, tumbuh dan tinggal ke al-Masjid al-Aqsha di Yerussalem, lalu naik menuju langit ketujuh atau Sidratul Muntaha. Pada masa dimana pesawat dan alat transportasi masih begitu sederhana dan memang dianggap diluar nalar oleh kebanyakan orang masa itu.

Maka isra’ adalah kondisi dan proses dimana Sang Rasul diperjalankan di bumi secara horizontal, dan mi’raj adalah ketika Sang Rasul diangkat menuju langit ketujuh secara vertikal.

Di langit ketujuh, Sang Rasul Yang Mulia diberikan “oleh-oleh” yang juga istimewa. Perintah Shalat menjadi satu-satunya perintah ibadah dimana Sang Rasul mendapatkannya langsung di langit ketujuh. Tidak seperti ibadah lain dimana Sang Rasul tetap berada di bumi, lalu turunlah firman Allah dari atas langit ketujuh.

Sehingga dari peristiwa ini, shalat-lah obat kesedihan, kesempitan, kesulitan, dan nestapa yang menggelayut dalam tahun-tahun duka. Sebagai wujud kasih sayang Allah, umat Islam hanya diwajibkan untuk menghadap-Nya sebanyak lima kali dalam satu hari. Selain lima waktu itu, umat Islam diberikan perintah untuk shalat di beberapa waktu lain yang ditentukan, tetapi tidak se-wajib lima waktu ini.

Maka dalam lima waktu ini umat Islam menghadapkan diri di hadapan Tuhan. Mengadukan semua cita dan cerita yang didapatkannya dalam kehidupan. Melepaskan ikatan penatnya kehidupan dalam lima waktu, sehingga mereka yang shalat menjalani hidup dengan ketenangan hati dan pikiran, yang kemudian akan melahirkan sikap yang rapi dan tertata. Karena hati dan pikiran yang tidak tenang menjadikan semua perkara hidup menjadi seolah tak berbentuk.

Dalam rangkaian shalat, tersimpan banyak makna dan memuat banyak sikap penghambaan yang tinggi dan meninggikan. Dimulai dengan takbiratul ihram, dimana mengecilkan semua perkara kehidupan yang dihadapi walau sejenak, dan ditutup dengan menebar nilai positif berupa salam kedamaian pada siapapun di sekitar.

Pada hakikatnya manusia lebih memilih ketenangan daripada keramaian. Itu manusiawi, dan menjadi sebab mengapa surga yang menjadi dambaan semua insan itu selalu digambarkan sebagai kebun dan sungai. Bukan digambarkan seperti kesenangan duniawi yang diinginkan semua orang.

Sehingga bagi sebagian ulama, ketika shalat mereka selalu berusaha menghidupkan hati dengan menghadirkan kenyamanan atau bahkan sedikit ketakutan ketika sedang shalat. Sebagian menghadirkan diri seolah di hadapan Ka’bah, sebagian menghadirkan diri seolah berada di hadapan liang lahat, sebagian lainnya membayangkan sedang berada di tengah kebun yang indah.

Peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi momentum sejarah yang membentuk kepribadian diri seorang muslim yang taat. Dimana nilai disiplin, kerapian dan kebersihan lahir batin, ketenangan, kesabaran, berserah diri di hadapan Tuhan, menebar nilai positif berada dalam satu rangkaian ibadah yang terulang lima kali sehari. Sehingga shalat menjadi sebuah energi untuk membentuk insan yang berkemajuan, ketika shalat dipahami dan dijalankan dengan benar.

Maka seorang muslim juga perlu meng-isra’-kan dan me-mi’raj-kan dirinya, hidupnya, potensi diri dan orang lain di sekitarnya. Dengan memperjalankan diri (isra’) untuk memperjalankan diri untuk bergerak menambah wawasan hingga memperjalankan diri untuk peduli dengan mereka yang membutuhkan lalu barulah kemudian berupaya untuk meningkatkan (mi’raj) potensi diri agar lebih baik setiap harinya.

Sehingga isra’ dan mi’raj tidak sebatas menjadi peristiwa sejarah yang diulang-ulang setiap momen bulan Rajab. Melainkan menjadi semangat diri dan bernilai sosial agar menjadi sosok yang dinamis dan optimis berlandaskan prasangka baik kepada Tuhan. Seorang muslim tidak bersikap statis yang berhenti dalam kenyamanan dan tenggelam untuk tidak berusaha berubah menjadi lebih unggul setiap harinya. Rasa nyaman itu indah, tetapi tidak ada perkembangan di dalamnya.

Seorang muslim juga tidak perlu terburu-buru untuk ber-mi’raj atau “naik” baik dalam jabatan, pangkat, kekuasaan, popularitas dan semisalnya di hadapan sesama manusia. Karena seorang muslim perlu lebih dahulu untuk ber-isra’, berjalan memperhatikan realitas dan berusaha mengambil pelajaran yang bermakna, sekaligus beraksi untuk kebaikan bagi sesama manusia. Sehingga ketika sudah berada di tingkat lebih tinggi diantara manusia lain, selayaknya mampu memelihara sikap tawadhu’ dan sederhana menyikapi mi’raj-nya posisi dirinya.

Tentang kapan dirinya akan ber-mi’raj, naik, secara umum bukanlah hal yang perlu diperhatikan dengan terlalu ambisius, lantas mengabaikan batasan nilai, norma dan etika. Karena pada hakikatnya, hanya takwa setiap diri-lah yang menjadi poin mi’raj atau naiknya derajat dan tingkatan diri manusia yang membedakannya dari orang lain. Allah-lah yang berhak untuk menghendaki siapapun dari para hamba-Nya yang pantas untuk di-mi’raj-kan, begitu juga kapan dan bagaimana mi’raj-nya.

Seorang muslim selayaknya mampu meng-isra’-kan orang lain, dengan mengajaknya untuk bersama berbuat dalam kebaikan, atau me-mi’raj-kan derajat diri orang lain dengan cara-cara yang baik dan produktif.  (Muhamad Faruqi)

Tags: Berkemajuanheadlineisra mirajmuhammadiyah
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Olympicad 2024 Siap Digelar

Next Post

Raih Zayed Award for Human Fraternity 2024, Grand Syaikh Al Azhar Apresiasi Peran Kemanusiaan Muhammadiyah

Baca Juga

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal
Berita

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

25/06/2025
Apa Saja Syarat Validitas Kalender Islam Global?
Berita

Menjawab Kritik terhadap Kalender Hijriah Global Tunggal: Hilal di Bawah Ufuk

19/06/2025
Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025

18/06/2025
Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?
Artikel

Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?

27/03/2025
Next Post
Raih Zayed Award for Human Fraternity 2024, Grand Syaikh Al Azhar Apresiasi Peran Kemanusiaan Muhammadiyah

Raih Zayed Award for Human Fraternity 2024, Grand Syaikh Al Azhar Apresiasi Peran Kemanusiaan Muhammadiyah

Cabang Istimewa Muhammadiyah Yaman Ambil Peran Sebagai Duta Budaya dan Solusi Konflik

Cabang Istimewa Muhammadiyah Yaman Ambil Peran Sebagai Duta Budaya dan Solusi Konflik

Eco Bhinneka Muhammadiyah Suarakan Kolaborasi Lintas Iman Rawat Lingkungan

Eco Bhinneka Muhammadiyah Suarakan Kolaborasi Lintas Iman Rawat Lingkungan

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Rencanakan Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.