MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Kehidupan masa kini, ajaran islam begitu kompleks. Al-Qur’an dan hadis sejatinya menjadi pedoman hidup dalam menjalankan ibadah maupun aktivitas sehari-hari. Namun terdapat beberapa penyesuaian kontekstual dalam setiap ajaran yang diajarkan oleh para pendahulu untuk diaplikasikan di kehidupan masa kini.
Hal ini diutarakan oleh Agung Danarto Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam kajian ba’da zuhur, pada Selasa (16/1) bertempat di Kantor PP Muhammadiyah.
Agung menuturkan bahwa peninjauan ulang terhadap hadis di masa kini tidak harus mengikuti secara tekstual. Segala anjuran, perintah dan larangan mesti dilakukan pengkajian sesuai dengan norma kehidupan yang berlaku saat ini pula.
“Kehidupan yang terjadi masa ini dan masa lampau terlihat sangat berbeda. Memang sebagian dari ajaran yang sudah diamalkan bersifat permanen dan sudah menjadi ketetapan. Namun sebagiannnya lagi juga perlu untuk dilakukan pengkajian dan peninjauan ulang trhadap hadis yang sudah diajarkan”, tuturnya.
Agung menjabarkan beberapa contoh dari pemahaman terkait dengan hadis dan ajaran Rasul yang perlu pengkajian ulang di masa kini.
Pemahaman dan hadis tentang larangan mendahului salam kepada yahudi dan nasrani, namun hal tersebut terjadi pada zaman yang berbeda dengan masa kini sehingga perlu peninjauan kembali.
Kemudian pemahaman dan hadis tentang perbedaan peperangan masa lampau dan masa kini. Bagaimana peperangan yang sesuai dengan tuntunan islam tentu masih perlu pengkajian lebih mendalam dan terarah.
Hadis tentang identifikasi diri menyerupai suatu kaum makan termasuk kaum tersebut. Hal ini perlu pengkajian sebab memiliki makna yang masih general dan tidak menjelaskan secara detail menyerupai kaum mana yang dilarang dan diperbolehkan.
“Hadis yang sudah menjadi ketetapan dan bersifat tetap mari kita rawat dan jaga, namun hadis yang perlu penjelasan mendalam mari kita bedah sesuai dengan pola kehidupan di zaman kita sekarang ini”, tandasnya. (Billy)