MUHAMMADIYAH.OR.ID, SUMEDANG – Gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Sumedang pada (3/1/2024) menyebabkan kerusakan sebanyak 118 rumah rusak berat, dan 119 rusak sedang.
Merespon kerusakan tersebut, Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) atau MDMC Kabupaten Sumedang mendirikan tenda komunal bagi para penyintas terdampak gempa. Tenda berukuran 4×6 meter persegi itu hasil sumbangan dari LRB Pusat dan Wilayah.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi muhammadiyah.or.id pada (4/1), Ketua Pos Koordinasi MDMC Kab. Sumedang, Alfitriyanto menerangkan, bantuan tenda didirikan secara komunal karena masyarakat masih beraktivitas seperti biasanya pada siang hari dan akan kembali ke tenda pengungsian pada malam hari.
Bantuan tenda tersebut dialokasikan di 7 titik yaitu Ketib, Cimuja, Kebon Kelapa, Jatimulya, Pasangrahan, Kelurahan Kampung Singaraja dan Kelurahan Kampung Patung.
“Kami sudah mendirikan tenda, memang keperluannya bukan untuk tenda harian dan lebih tepatnya bersifat komunal, digunakan malam hari saja karena masyarakat masih banyak yang takut jika terjadi gempa susulan atau rumahnya runtuh tiba-tiba,” jelasnya.
Adapun gempa yang bermula pada 31 Desember 2023 dengan kekuatan 4.1 SR ini masih terus mengalami gempa susulan sampai hari ini dengan rata-rata kekuatan 4 SR.
Alfitriyanto mengkhawatirkan muncul trauma yang membekas bagi para penyintas khususnya anak-anak. Maka dari itu, selain berfokus pada tenda untuk kebutuhan tempat tinggal, MDMC Kab. Sumedang juga memperhitungkan adanya bantuan sekolah darurat
“Kami mencoba masuk di daerah-daerah terdampak gempa, kami ingin memastikan tempat sekolah mereka aman atau tidak. Kami juga menunggu informasi dari pemerintah terkait itu, apakah perlu dibuatkan sekolah darurat atau melakukan kegiatan sekolah secara daring saja” imbuhnya.
Selain bantuan berupa tenda, MDMC Kab. Sumedang juga bekerjasama dengan Klinik ‘Aisyiyah Sumedang untuk mendirikan layanan kesehatan yang telah beroperasi sejak hari pertama.
“Sesuai arahan pemerintah daerah, kami berencana lakukan respon tanggap darurat selama 7 hari melalui asesmen dengan layanan kesehatan, hunian darurat, psikososial dan distribusi logistik,” tutupnya.