MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sesuai dengan hasil Muktamar ke-48, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mendorong dakwah Muhammadiyah menjadi unggul dan berkemajuan.
Dorongan tersebut juga dialamatkan kepada Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA). Haedar meminta supaya hal itu menjadi fokus yang akan dicapai oleh PTMA.
Sebagai sebuah kesatuan di Persyarikatan Muhammadiyah, PTMA diharapkan Haedar Nashir supaya saling ‘menggendong’. Akan tetapi, jangan sampai salah satu PTMA melemah-lemahkan diri untuk minta selalu digendong.
Pesan itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) yang digelar oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah pada Selasa (30/1) di SM Tower, Kota Yogyakarta.
Kepercayaan publik terhadap Muhammadiyah, menurut pandangan Haedar dikarenakan kuatnya sistem yang dibangun di Persyarikatan Muhammadiyah. Namun demikian, Haedar meminta untuk terus memperkuat sistem itu hingga menjadi optimum.
“Maka perlu penataan sistem sebaik mungkin. Kami dari PP Muhammadiyah tidak ingin ada info tentang penyimpangan-penyimpangan, dan sistem yang hanya bertumpu pada rektornya,” kata Haedar.
Guru Besar Sosiologi ini menyampaikan juga supaya sistem kepemimpinan di PTMA. Tidak boleh ada pergantian kepemimpinan di PTMA lalu kemudian menimbulkan kegaduhan-kegaduhan yang tidak berarti.
Saat ini PP Muhammadiyah sedang terus memperbaiki sistem, karena sebuah sistem yang bagus merupakan legacy baik untuk penerus. Tidak perlu menggapai legacy yang “lebih besar pasak daripada tiang”.
“Muhammadiyah ini sistemnya unity, di anggaran dasar disebut bahwa sistemnya adalah kesatuan,” ungkapnya.
Menghadapi kompetisi yang keras, Muhammadiyah mengarahkan supaya tidak kemudian cabang, bahkan ranting Muhammadiyah mendirikan PTMA jika hal itu malah menghambat pergerakan, dan PTMA yang didirikan tidak berkembang.
Sistem merupakan ikhtiar untuk mengunci supaya tidak ada peluang untuk penyimpangan. Maka budaya yang dibangun bukan budaya politik di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), melainkan budaya pengabdian, amanah, dan seterusnya.
“Ini adalah penyambungan antara nilai dan sistem. Maka sistem ini harus dikuatkan sebagai tumpuan pergerakan,” katanya.
Aset dan potensi yang dimiliki oleh Muhammadiyah, lebih-lebih yang di AUM untuk dikonsolidasikan. Hitungannya memang banyak, bahkan Muhammadiyah menjadi organisasi Islam terkaya jika semua harus dikonsolidasikan.