MUHAMMADIYAH.OR.ID, SEMARANG – Berbeda dengan organisasi keagamaan Islam lain, di Muhammadiyah tokoh-tokohnya yang sudah berkualifikasi ulama atau kiai, buya, dan tuan guru masih enggan panggilan itu disematkan kepadanya.
Kenyataan itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas pada Ahad (28/1) di acara Peresmian Masjid At-Taqwa di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Kota Semarang, Jawa Tengah.
Pada kesempatan ini, Abbas menyoroti penyebutan tokoh agama di Muhammadiyah. Hematnya, di Muhammadiyah banyak tokoh yang memiliki kualifikasi disebut sebagai Kiai, tapi mereka enggan untuk disematkan panggilan itu.
Di masa awal Muhammadiyah, banyak tokohnya yang oleh masyarakat umum dipanggil kiai, buya, tuan guru, dan istilah-istilah lain sebagai ahli agama. Namun dengan perkembangan zaman, dan perubahan kepemimpinan kini semakin langkah.
“Akibatnya secara sosiologis dan politis, Muhammadiyah dianggap orang tidak mengerti agama. Karena dianggap tidak punya kiai,” ungkap Abbas.
Padahal penyematan panggilan itu penting, supaya umat tidak salah pilih dalam merujuk dalam urusan-urusan keagamaan, bahkan urusan keduniaan. Sesuai asal tokoh tersebut, Anwar Abbas tidak semua bisa disematkan panggilan Kiai.
Dia mencontohkan tokoh yang bisa dipanggil Kiai adalah Kiai Saad Ibrahim (Ketua PP Muhammadiyah), Kiai Tafsir. Sementara, seperti Syamsul Anwar (Ketua PP Muhammadiyah) karena berasal dari Sumatra maka bisa dipanggil Buya. Serta Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir yang sudah sangat pantas disebut ajengan karena dari Sunda.
“Karena orang Sumatra tidak mengenal kata kiai, sama kaya orang NTB tidak kata kiai, kalau di NTB itu mereka lebih mengenal istilah tuan guru. Kalau di kampung saya (Sumatra) orang lebih mengenal dengan sebutan buya,” ungkapnya.
Dia berharap, kepada tokoh-tokoh Muhammadiyah yang memenuhi kualifikasi untuk dipanggil kiai, buya, tuan guru, ajengan supaya tidak menolak disematkan panggilan itu oleh jemaah. Sebab jemaah merindukan sosok yang betul-betul kompeten seperti itu sebagai pembimbing mereka.