Sabtu, 26 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Berita

Muhammadiyah Tawarkan Paradigma Teoantroposentris untuk Hadapi Masalah Kerusakan Alam dan Kemanusiaan

by afandi
2 tahun ago
in Berita
Reading Time: 3 mins read
A A
Muhammadiyah Tawarkan Paradigma Teoantroposentris untuk Hadapi Masalah Kerusakan Alam dan Kemanusiaan

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyebut alam pikiran antroposen sebagai sumber penyebab terciptanya krisis perubahan iklim global.

Antroposen secara sederhana dimaknai sebagai suatu periode waktu di mana aktivitas manusia memberikan dampak yang besar pada perkembangan lingkungan. Antroposen memandang bahwa manusia sebagai pusat semesta berhak dan bebas mengeksploitasi bumi untuk kepentingannya sendiri.

“Era antroposen adalah saat ketika manusia di era modern dengan segala akibat dan aktivitasnya telah menimbulkan kerusakan alam dan semesta yang kerusakan itu sadar maupun tidak sadar terjadi akibat dari berbagai macam alam pikiran serta perilaku dan kebijakan ekonomi-politik di setiap negara dan bangsa di era ini,” jelasnya.

Dalam pembukaan Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, Jumat (17/11), Haedar mengatakan jika pandangan antroposen telah mengubah relasi antara manusia dengan alam secara serius.

MateriTerkait

Menghidupkan Semangat Al-Ma’un, Muhammadiyah Serukan Aksi Nyata Entaskan Kemiskinan

Cerita Sekretaris PWM Jatim Diminta Pemuka Agama Katolik Mendirikan Kampus Muhammadiyah di Papua Tengah

Majukan Bangsa Lewat Riset, Muhammadiyah Dorong Kampus Jadi Agen Perubahan

Haedar lalu mengutip pembagian tiga tahap kebudayaan manusia oleh filsuf Belanda, van Peursen. Di tahap mistis, manusia hidup tersubordinasi dan menyatu dengan alam. Pada tahap ontologis, manusia mulai berjarak dengan alam. Sedangkan pada tahap fungsional (era modern/antroposen), manusia mulai mengeksploitasi alam dengan penguasaan iptek yang dimilikinya.

Perubahan relasi ini menurut Haedar adalah tantangan yang harus dijawab oleh seluruh agama di dunia. Sebab pandangan antroposen yang bisa mewujud lewat kapitalisme, liberalisme, dan sekularisme berpotensi untuk terus berkembang hingga pada tahap tertentu yang oleh Noval Harari diistilahkan sebagai homo-deus, yaitu era ketika dominasi kekuatan manusia menghegemoni apapun di luar dirinya.

“Bahkan karena begitu dominannya pikiran antroposentrik, manusia kata Harari mengarah pada era homo deus, lahirnya manusia super dewa yang bukan hanya mengeksploitasi alam, tapi juga bisa memangsa sesama umat manusia karena ambisi ekonomi-politik dan hegemoni global lewat perang, agresi dan segala tindakan seperti yang terjadi di Palestina dan berbagai tempat lainnya, bahkan membawa pada nihilisme terhadap kekuatan Tuhan, agama dan etika yang sebetulnya bisa jadi peredam dari nafsu serakah manusia,” ingat Haedar.

Muhammadiyah Tawarkan Pandangan Perubahan Iklim Berbasis Nafas Profetik

Organisasi kesehatan dunia, WHO menyebut perubahan iklim (climate change) sebagai masalah terbesar yang dihadapi oleh umat manusia di abad ini. Selain membawa perubahan temperatur bumi yang ekstrim, perubahan iklim juga membawa dampak turunan seperti naiknya intensitas bencana alam, penularan wabah penyakit, hingga konflik sosial.

Tantangan ini kata Haedar harus dihadapi secara komprehensif oleh berbagai agama secara kolaboratif agar bumi tidak lagi menjadi apa yang diistilahkan oleh David Wallace-Wells sebagai tempat yang tidak bisa ditinggali (The Uninhabitable Earth).

“Maka jika kita ingin melakukan usaha-usaha perubahan dan langkah-langkah yang relevan untuk memecahkan masalah perubahan iklim dengan segala dampak ekosistemnya, diperlukan perubahan paradigma dari antroposentrisme ke teo-antroposentrisme atau paradigma profetik di mana agama hadir untuk memberikan kerangka nilai dan etika terhadap manusia dari tingkat lokal sampai global untuk selalu memiliki pandangan, sikap, dan orientasi tindakan bahwa dia hidup (di bumi) tidak sendiri, bahwa dia hidup bersama orang lain, bahwa alam semesta termasuk bumi yang ditempati oleh siapapun itu hanya satu-satunya tempat tinggal yang disebut sebagai home, rumah tempat kita (hidup) bersama,” jelasnya.

Pada usaha mencegah dampak perubahan iklim ini, Muhammadiyah kata Haedar mengedepankan pandangan profetik sebagai khalifatullah fil ardh (wakil Tuhan di muka bumi). Pandangan ini menurutnya menuntut manusia untuk bertanggung jawab, memiliki etika bahwa kehidupan di bumi adalah milik bersama. Maka paradigma pembangunan tidak boleh membawa kerusakan.

“Kita perlu meninjau kembali paradigma kapitalisme, liberalisme, dan sekularisme global di mana manusia merasa digdaya dengan dirinya sendiri, tanpa orang lain, tanpa alam semesta, bahkan tanpa tuhan dan agama. Paradigma ini perlu kita bangun dan kita rekonstruksi dengan paradigma baru, yakni membangun tanpa merusak, bahkan membangun dengan membawa kemaslahatan,” kata Haedar.

“Sekali satu bangsa, satu etnik menghancurkan alam, menghancurkan lingkungan, bahkan menghancurkan sesama di sekitarnya, sejatinya dia sedang membuka ruang kiamat yang menghancurkan lingkungan dan alam semesta di mana dia tinggal. Kerangka berpikir ini hanya ada pada agama dan bangsa yang bertuhan, apapun agamanya dan perspektif ketuhanannya. Maka Muhammadiyah memandang di forum yang penting ini bagaimana kita bisa mendeklarasikan suatu pandangan yang bersifat profetik, yang bersifat ada pada teo-antroposentrik di mana langit dan bumi ada di satu kesatuan dan manusia mampu menerjemahkannya dalam perspektif dia sebagai khalifatullah fil ardh yang membangun dan memakmurkan kehidupan alam semesta,” tegasnya. (afn)

Tags: AntroposentrisGlobal Forum for Climate Movementheadlinemuhammadiyahperubahan iklimTeoantroposentris
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Jamu Dubes Inggris, PP Muhammadiyah Diapresiasi Sumbangannya Memajukan Bangsa Indonesia

Next Post

Solusi atas Krisis Iklim saat ini ialah kembali pada Nilai-nilai Agama, bukan Humanisme Sekuler

Baca Juga

Bambang Setiaji Ungkap Tiga Manifestasi Program Kampus Berdampak di PTMA
Berita

Majukan Bangsa Lewat Riset, Muhammadiyah Dorong Kampus Jadi Agen Perubahan

25/07/2025
Hukum Orang Tua yang Melakukan Pelecehan Seksual Terhadap Anaknya
Artikel

Status Nasab dan Tanggung Jawab Anak Hasil Zina Ketika Orang Tua Menikah dan Kemudian Bercerai

24/07/2025
Lima Tips Agar Tidak Mudah Tersulut Emosi
Artikel

Khutbah Jumat: Larangan Berbangga Diri dengan Dosa

24/07/2025
Belum Aqiqah, Apakah Anak Sudah Diakui dalam Syariat?
Artikel

Belum Aqiqah, Apakah Anak Sudah Diakui dalam Syariat?

20/07/2025
Next Post
Solusi atas Krisis Iklim saat ini ialah kembali pada Nilai-nilai Agama, bukan Humanisme Sekuler

Solusi atas Krisis Iklim saat ini ialah kembali pada Nilai-nilai Agama, bukan Humanisme Sekuler

Lengkap! Ketiga Paslon Capres-Cawapres Sedia Mengikuti Dialog Publik oleh PP Muhammadiyah

Lengkap! Ketiga Paslon Capres-Cawapres Sedia Mengikuti Dialog Publik oleh PP Muhammadiyah

Ikhtiar Menyelamatkan Semesta, Memaknai Tema Milad ke-111 Muhammadiyah

Ikhtiar Menyelamatkan Semesta, Memaknai Tema Milad ke-111 Muhammadiyah

BERITA POPULER

  • Cerita Sekretaris PWM Jatim Diminta Pemuka Agama Katolik Mendirikan Kampus Muhammadiyah di Papua Tengah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KOKAM dan Polri Sinergi Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Status Nasab dan Tanggungjawab Anak Hasil Zina Ketika Orang Tua Tidak Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahasiswa UMJ Viral Usai Jadi Ketua RT: Gen Z Siap Pimpin Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammadiyah Buka Seleksi Beasiswa Al-Azhar Mesir 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Menikahi Perempuan dalam Kondisi Hamil?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Pesan Haedar Nashir untuk KOKAM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Sakit Muhammadiyah Berkembang Pesat, Haedar Nashir: Itu Kita Bangun Di Atas Sistem Profesional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Uang Hasil Monetisasi Konten Digital itu Halal?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.